3. Pada orang-orang yang belum divaksin yang sel T-nya belum terlatih.
Dokter Ning mengungkap ketiga orang dengan kondisi di atas itu kemungkinan kalau terkena Covid-19 kondisinya akan berat.
Hal itu dikarenakan kemampuan antibodi sebagai pelindung paling depannya itu sangat lemah melawan Omicron.
"Jadi anggepannya kalau antibodi itu adalah barisan depan, sel memori itu barisan belakangnya.
"Jadi kalau pada orang yang sehat itu antibodi dan sel memori akan bekerja dengan baik. Meskipun antibodi di depannya itu berkurang sel memori dibelakangnya ini akan bekerja dengan baik, jadi enggak masalah kena Covid-19," paparnya.
Tetapi, pada orang yang sistem imunnya tidak baik itu sel memori dibelakangnya juga lemah.
"Jadi kalau antibodi yang di depan tidak diperkuat, kalau dia kena Covid-19 dia akan bisa bergejala berat, nah itu yang terjadi pada Omicron ini," tuturnya.
Dokter Ning menambahkan jika Omicron ini menyerang orang-orang yang sistem imunya kurang baik seperti lansia, komorbid, dan orang yang belum divaksin itu kondisinya memang berat, maka dari itu terjadi percepatan vaksin booster.
"Makanya sekarang kita mempercepat pemberian vaksin booster, ini pun kan priorotasnya untuk lansia, karena alasannya itu tadi, lansia sistem imunya tidak baik jadi tidak bisa mengandalkan sel memori," tegas dokter Ning.
Baca Juga: Mengenal Imunokompromais, Kelompok Rentan yang Jadi Prioritas Vaksin Booster
(*)