Gempa Banten Magnitudo 6,7 Terasa hingga Jakarta, BMKG Ungkap Penyebabnya

Maharani Kusuma Daruwati - Sabtu, 15 Januari 2022
Penyebab gempa Banten
Penyebab gempa Banten Pixabay

Parapuan.co - Jumat (14/1/2022) kemarin, masyarakat ibu kota tengah dihebohkan dengan terjadinya gempa.

Gempa dikabarkan mengguncang wilayah Banten sekitar pukul 16.05 WIB.

Menurut data dari Badan meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang dibagikan di Twitter resminya @infoBMKG, gempa berkekuatan 6,7 magnitudo tersebut berpusat di 52 kilometer Barat Daya Sumur, Banten.

Gempa dengan kedalaman 10 kilometer ini tidak berpotensi tsunami.

Meski begitu, getaran gempa terasa hingga ke wilayah Jakarta, Bogor, dan sekitarnya.

Hal ini pun cukup menimbulkan kepanikan pada masyarakat hingga membuat banyak orang berhamburan keluar dari gedung perkantoran dan rumah masing-masing.

Topik gempa Banten pun trending di media sosial Twitter setelah banyak masyarakat panik dengan getaran yang dirasakan.

BMKG telah memberikan penjelasan terkait gempa bumi yang terjadi di Pandeglang, Banten, pada Jumat sore kemarin.

Baca Juga: Gempa Magnitudo 6,7 Guncang Banten, Getaran Terasa hingga Jakarta

Hal ini diungkapkan oleh Kepala BMKG, Dwikorota Karnawati melalui konferensi pers yang disiarkan langsung di kanal YouTube Info BMKG, Jumat (14/1/2022).

Dwikorota Karnawati menjelaskan gempa terjadi akibat aktivitas lempeng di selatan Jawa.

"Gempa bumi yang terjadi merupakan gempa bumi dangkal akibat aktivitas subduksi lempeng Indo-Australia menunjam ke bawah lempeng Benua Eurasia, atau tepatnya ke bawah Pulau Jawa yang terus-menerus hingga Nusa Tenggara," jelas Dwikorita, seperti dikutip dari Kompas.com.

Menurut penjelasannya, gempa bumi ini memiliki mekanisme pergerakan naik atau akibat dari patahan naik.

"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik, atau akibat patahan naik," tambahnya.

Sementara berdasarkan pemodelan tsunami, Dwikorita nenegaskan gempa ini tidak menyebabkan potensi terjadinya tsunami.

Akan tetapi, lokasi terjadinya gempa yang berada di kawasan Selat Sunda ini memang telah menjadi salah satu lokasi yang memiliki sejarah gempa dan tsunami sejak ratusan tahun yang lalu.

"Total kami mencatat ada 8 kejadian gempa dan/atau tsunami yang pernah terjadi sebelumnya sejak tahun 1851," terangnya.

Hingga saat ini, sejumlah kerusakan di rumah warga pun telah dilaporkan.

Baca Juga: 4 Penyebab Kepala Pusing setelah Diguncang Gempa Bumi, Salah Satunya Stres

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan pada Jumat (14/1/2022) petang, kerusakan terjadi di antaranya pada beberapa rumah warga yang ada di Kecamatan Sumur dan Kecamatan Munjul, Kabupaten Pandeglang.

Sementara itu, hingga pukul 17.20 WIB, gempa susulan disebutkan sudah terjadi sebanyak 5 kali dengan kekuatan terbesae M 5,7.

Masyarakat diimbau tetap tenang dan tidak termakan isu yang beredar yang berasal dari sumber yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.

"Juga dimohon agar menghindari bangunan yang retak atau rusak akibat gempa," ujar Dwikorita memberikan peringatan.

Gempa yang terjadi di 52 km arah Barat Daya Sumur, Banten ini memiliki kedalaman 40 km, sehingga dampak guncangan dirasakan di wilayah yang cukup luas.

Meliputi Banten, Lampung, DKI Jakarta, dan Jawa Barat.

Berdasarkan data yang dipaparkan Dwikorita, berikut ini daerah yang terdampak oleh gempa yang terjadi pada pukul 16.05 WIB:

- Cikeusik dan Panimbang guncangan dirasakan dengan kekuatan VI pada Skala MMI.

Baca Juga: Wajib Tahu! Ini 8 Cara Menyelamatkan Diri Ketika Terjadi Gempa Bumi

Di tingkat ini, getaran dirasakan oleh seluruh penduduk dan kebanyakan dari mereka terkejut kemudian lari keluar.

- Labuan dan Sumur guncangan dirasakan dengan kekuatan IV Skala MMI.

Di daerah tersebut, bila gempa terjadi pada siang hari dirasakan oleh orang banyak yang ada di dalam rumah.

- Tangsel, Lembang, Kota Bogor, Pelabuhan Ratu, Kalianda, Bandar Lampung, III-IV MMI.

Kondisi getaran terasa sama dengan kekuatan yang terjadi pada IV Skala MMI.

- Anyer kekuatan III Skala MMI.

Getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa getaran seakan -akan truk berlalu.

- Jakarta, Kota tangerang, Ciracas, Bekasi, Kota Bandung, Kabupaten Bogor, Kotabumi, kekuatan II-III Skala MMI.

Sama, dengan kekuatan di tingkat ini, getaran juga dirasakan sebagaimana getaran yang ditimbulkan oleh truk yang berlalu.

Baca Juga: 17 Tahun Tsunami Aceh 2004, Penyintas Bencana Kunjungi Museum Kapal di Atas Rumah

(*)

 



REKOMENDASI HARI INI

Mengapa Semut Muncul di Rumah Saat Musim Hujan? Ini Cara Mengatasinya