Parapuan.co - Kawan Puan, apakah kamu pernah mengalami ketakutan sekaligus sangat cemas ketika melihat anjing?
Cynophobia adalah gangguan kecemasan dan fobia spesifik berupa ketakutan yang berlebihan terhadap anjing.
Pengidap cynophobia merasakan ketakutan dan kecemasan yang intens ketika memikirkan, melihat, atau bertemu dengan seekor anjing.
Anak-anak dan orang dewasa dengan gangguan ini dapat mengalami serangan panik dan berusaha keras untuk menghindari anjing.
Penyebab
Melansir Cleveland Clinic, orang yang memiliki gangguan kecemasan atau penyakit mental lebih mungkin mengembangkan fobia.
Seseorang dapat menderita cynophobia akibat pengalaman menakutkan dan traumatis terhadap anjing.
Penderita cynophobia tidak perlu melakukan kontak dengan anjing untuk mengalami kecemasan yang parah, sebab pemicunya dapat berupa:
- Melihat seekor anjing, meskipun diikat atau di dalam kandang
- Mendengar gonggongan anjing.
- Melihat gambar atau menonton film yang menampilkan seekor anjing.
- Memikirkan seekor anjing.
Baca Juga: Mengenal Gejala Anxiety Disorders dan Jenis-Jenis Gangguannya
Gejala
Penderita cynophobia mengalami kecemasan, ketakutan, dan serangan panik yang ekstrem ketika mereka memikirkan atau melihat seekor anjing.
Gejala cynophobia meliputi:
- Menangis, menjerit, panik, dan emosi intens lainnya.
- Kesulitan menelan atau merasa seperti tersedak.
- Pusing, mulut kering, dan sakit kepala.
- Keringat berlebihan (hiperhidrosis).
- Merasa ada sesuatu yang buruk akan terjadi.
- Peningkatan denyut jantung, nyeri dada, atau jantung berdebar-debar.
- Mual dan muntah.
- Diare.
- Sesak napas (dyspnea) atau napas cepat.
Tanpa pengobatan, cynophobia yang parah dapat menyebabkan seseorang menghindari situasi di mana mereka mungkin bertemu dengan anjing.
Apabila Kawan Puan mengalami ketakutan irasional terhadap anjing hingga mengganggu aktivitas sehari-hari, penting untuk segera berkonsultasi dengan psikiater.
Psikiater akan membantumu menemukan perawatan atau terapi yang tepat guna mengurangi gejala cynophobia.
Baca Juga: Cara Mengelola Kecemasan dan Overthinking dengan Brain Dumping, Apa Itu?