Parapuan.co - Kasus kekerasan pada perempuan secara domestik masih marak ditemui saat ini.
Kekerasan domestik atau kekerasan dalam rumah tangga dapat menyebabkan dampak pada fisik dan psikis penyintas.
Parahnya, kebanyakan penyintas tidak berani meminta perlindungan atau pertolongan atas kekerasan yang mereka alami.
Pelaku menggunakan kekerasan dalam rumah tangga untuk mendapatkan kekuasaan dan kontrol atas target mereka, seperti dilansir Psychcentral.
Faktor-faktor ini dapat mendasari pelaku memiliki kecenderungan melakukan kekerasan:
- mengalami trauma masa kecil
- memegang sistem kepercayaan tertentu tentang hierarki dan dominasi
- menyaksikan kekerasan dalam rumah tangga sebagai seorang anak
Namun, tidak semua orang yang mengalami faktor-faktor tersebut dapat melakukan kekerasan.
Lantas, apa yang menyebabkan terjadinya kekerasan pada perempuan dalam rumah tangga?
Kejahatan pada perempuan dalam rumah tangga dapat disebabkan oleh beragam faktor.
Baca Juga: Pola Asuh Keluarga untuk Mencegah Kekerasan pada Perempuan dan Anak
Dalam beberapa kasus, kekerasan pada perempuan secara domestik yang dilakukan pasangan intim dapat dipengaruhi oleh situasi.
Misalnya, jika kamu dan pasangan sama-sama mengalami kecenderungan kekerasan dalam rumah tangga, situasinya bisa cepat lepas kendali.
Sementara kemungkinan penyebab kekerasan dalam rumah tangga lainnya mungkin lebih rumit.
Selanjutnya, anak-anak yang menyaksikan kekerasan dalam rumah tangga mungkin tumbuh dengan berpikir bahwa kekerasan fisik atau psikologis adalah cara yang dapat diterima untuk menyelesaikan konflik.
Maka itu, perlunya kontrol yang dapat mengarah pada kekerasan dalam rumah tangga dapat dikaitkan dengan beberapa faktor individu, di antaranya:
- Akses pendidikan yang kurang
- Gangguan kepribadian
Selanjutnya kejahatan pada perempuan dalam rumah tangga dapat dikaitkan dengan faktor lainnya berikut.
Baca Juga: Ini Cara Mengatasi Kekerasan pada Perempuan dalam Hubungan Pacaran
- Penggunaan zat
- Sikap budaya
- Ideologi gender
- Rendah diri
- Berjuang dengan manajemen kemarahan
- Ketidakamanan
Namun, memiliki beberapa dari sifat-sifat ini tidak secara otomatis berarti seseorang akan melakukan kekerasan dalam rumah tangga.
Memiliki pasangan yang merasa tidak aman atau mengalami harga diri yang rendah tidak berarti mereka memiliki kecenderungan untuk melakukan kekerasan.
Kekerasan dalam rumah tangga dipisahkan oleh pola perilaku satu pasangan yang digunakan untuk mendapatkan atau mempertahankan kontrol dan kekuasaan atas pasangannya.
Baca Juga: Begini Cara Mengelola Trauma untuk Korban Kekerasan pada Perempuan
Biasanya, perilaku kasar dimulai secara halus dan bertahap dan dapat menjadi terus menerus dari waktu ke waktu.
Jika Kawan Puan mengalami atau melihat kekerasan pada perempuan secara domestik, segera meminta bantuan ke orang terpercaya atau lembaga perlindungan perempuan dan anak setempat.
(*)