Parapuan.co - Kekerasan pada perempuan dan laki-laki di usia remaja masih marak terjadi hingga saat ini.
bullying, kekerasan di jalanan, atau bentuk kekerasan lainnya masih marak dialami oleh remaja.
The American Psychological Association (APA) mendefinisikan kekerasan remaja sebagai bentuk ekstrim dari agresi dengan tujuan menyakiti fisik, cedera, atau kematian, melansir Verywellfamily.
Contoh lain kekerasan remaja ialah pemerkosaan, pembunuhan, dan kekerasan yang dilakukan kelompok.
Oleh karena itu, penting bagi orang tua dan pendidik untuk berperan aktif mencegah kekerasan pada perempuan dan laki-laki di usia remaja.
Sebelum mencegahnya, penting memahami penyebab kekerasan tersebut. Berikut selengkapnya:
1. Pengaruh Media
Masih melansir dari sumber yang sama, kejahatan pada perempuan dan laki-laki bisa disebabkan oleh media.
Maksudnya, kekerasan di media mempengaruhi remaja hingga menyebabkan mereka bertindak agresif.
Baca Juga: Pola Asuh Keluarga untuk Mencegah Kekerasan pada Perempuan dan Anak
Selanjutnya, penelitian menunjukkan bahwa bermain video game kekerasan meningkatkan pikiran dan perilaku agresif.
Hal ini perlu diwaspadai karena konsumsi media ternyata bisa jadi penyebab kekerasan pada perempuan dan laki-laki di usia remaja.
Pada umumnya, pelaku kekerasan dan kenakalan remaja ini cenderung kehilangan perasaan empati.
Sementara, video game bisa menjadi penyebab karena hal tersebut menurunkan 'perilaku membantu' dan mengurangi perasaan empati .
Selain itu, pengguna video game kekerasan cenderung berinteraksi dengan remaja agresif lainnya sehingga mereka merasa diterima dan divalidasi atas pikiran juga perasaannya.
Video game memang mendapat perhatian paling besar sebagai penyebab, tetapi kekerasan di media juga mencakup mencakup internet, televisi, majalah, film, musik, iklan, media sosial dan banyak lagi.
2. Komunitas Lingkungan
Pengaruh tempat tinggal atau lingkungan dapat menjadi penyebab lainnya terjadinya kejahatan pada perempuan dan laki-laki di usia remaja.
Baca Juga: Ini Cara Mengatasi Kekerasan pada Perempuan dalam Hubungan Pacaran
Centers for Disease Control (CDC) menunjukkan beberapa faktor risiko komunitas untuk kekerasan pemuda, termasuk berkurangnya peluang ekonomi, tingkat kejahatan yang tinggi, dan lingkungan yang tidak teratur secara sosial.
Penelitian juga menunjukkan bahwa kekerasan remaja dapat menjadi bentuk 'keadilan jalanan' sebagai tanggapan atas kurangnya perlindungan polisi di beberapa lingkungan.
Ketika ini terjadi, remaja mungkin mencoba untuk mengamankan lingkungan dengan menggunakan kekerasan sebagai cara untuk menertibkan daerah tersebut.
Remaja juga mungkin merasa bahwa satu-satunya pilihan untuk bertahan hidup dengan bergabung geng atau terlibat dalam kekerasan.
3. Kekerasan dalam Rumah Tangga dan Kekerasan Anak
Anak-anak yang hidup dengan kekerasan di rumah dapat meniru perilaku kejam saat mereka tumbuh dewasa.
Faktor lain yang berkontribusi termasuk gaya pengasuhan yang keras, bersama dengan kekacauan di rumah, pengabaian, dan penolakan.
Masing-masing situasi ini dapat menyebabkan kekerasan remaja di kemudian hari karena kurangnya stabilitas dan struktur di rumah.
Namun penting untuk diketahui, tidak semua anak yang hidup dengan kekerasan di rumah akan menjadi kejam saat mereka tumbuh dewasa.
Untuk memerangi risiko kekerasan pada perempuan dan laki-laki remaja, penting bagi orang tua utnuk mempertimbangkan gaya pengasuhan dan mengurangi kekerasan di rumah.
(*)
Baca Juga: Begini Cara Mengelola Trauma untuk Korban Kekerasan pada Perempuan