Ini Gejala Neuropatik Diabetik yang Sering Disepelekan dan Cara Mencegahnya

Anna Maria Anggita - Minggu, 16 Januari 2022
gejala neuropati diabetik
gejala neuropati diabetik Jan-Otto

Parapuan.co Kebas dan kesemutan merupakan salah satu gejala umum neuropati diabetik atau gangguan saraf yang disebabkan oleh penyakit diabetes, sayangnya hal tersebut dianggap remeh.

Berdasarkan siaran pers yang diterima PARAPUAN dari P&G Health, Dr. dr. Tri Juli Edi Tarigan Sp.PD-KEMD, dokter konsultan endokrinologi, metabolik dan diabetes, memaparkan, neuropati adalah kondisi gangguan saraf tepi dengan keluhan tertentu.

Penyebabnya bisa beragam tapi yang paling banyak adalah karena kadar gula tinggi atau neuropati diabetik.

"Gejalanya mulai dari kebas, kesemutan, mati rasa, nyeri, rasa tebal, rasa berpasir, rasa dingin, panas, terbakar, hingga yang paling berbahaya adalah hilangnya sensitivitas proteksi sehingga tidak bisa merasakan ketika terluka." ujar Tri Juli

Menurut Tri Juli berbagai gejala itu mampu mengakibatkan luka atau cidera yang dapat berujung pada amputasi.

Mengetahui adanya gejala tersebut Tri Juli menyatakan bahwa kebas dan kesemutan merupakan gejala awal dan tidak boleh diabaikan.

"Jika berulang, sebaiknya segera periksa ke dokter, karena mungkin saja kamu tidak sadar sudah menderita diabetes dan sudah mengalami komplikasi," tegasnya.

Penting bagi para pasien untuk melakukan deteksi dini, tentunya agar mendapatkan penanganan secepatnya.

Hal ini bertujuan agar tidak terjadi kerusakan saraf yang semakin parah.

Baca Juga: Hati-Hati, 4 Kebiasaan Wanita Karir Ini Dapat Meningkatkan Risiko Diabetes

 

Bukan hanya deteksi dini saja, orang juga perlu mengurangi gejala neuropati, salah satunya dengan melakukan latihan fisik atau berolahraga, serta mengkonsumsi vitamin untuk saraf jika perlu.

Senam Neuromove untuk cegah gangguan saraf

Dalam kesempatan yang sama, Dr. Ade Jeanne Domina L. Tobing, Sp.KO, Spesialis Kedokteran Olahraga dari Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga (PDSKO) menjelaskan pentingnya aktivitas fisik dan latihan fisik secara baik, benar, terukur dan teratur (BBTT).

Pasalnya, aktivitas sedentary seperti duduk berjam-jam dapat meningkatkan risiko penyakit tidak menular atau penyakit kurang gerak seperti diabetes melitus, kegemukan, tekanan darah tinggi, osteoporosis termasuk gejala neuropati akibat penyakit.

Terlebih sejak pandemi dan pembatasan kegiatan sosial, membuat orang semakin jarang bergerak dan cenderung pada gaya hidup sedentary.

Oleh sebab itu semua orang harus menjaga keseimbangan baik dari segi makanan yang dikonsumsi dan juga latihan fisik.

"Salah satu cara untuk mencegah neuropati, perlu melakukan latihan fisik seperti senam Neuromove," ujarnya.

Senam Neuromove memiliki gerakan yang didesain khusus untuk mengaktifkan sel-sel saraf dan meningkatkan fungsi saraf serta otak kanan-kiri.

Baca Juga: 4 Penyebab Kepala Pusing setelah Diguncang Gempa Bumi, Salah Satunya Stres

Dengan begitu fungsi kognitif seperti memori, emosi, konsentrasi menjadi lebih baik.

Selain mencegah neuropati, Neuromove juga dapat meningkatkan kelenturan dan kekuatan otot, serta meningkatkan ketahanan jantung–paru dan peredaran darah,” papar Dr. Ade.

(*)



REKOMENDASI HARI INI

Kampanye Akbar, Paslon Frederick-Nanang: Kami Sedikit Bicara, Banyak Bekerja