Parapuan.co - Munculnya virus baru seperti varian Omicron di tengah pandemi Covid-19 telah terdeteksi di beberapa negara, termasuk Indonesia ini cukup mengkhawatirkan.
Dalam acara "Indonesian Congress Symposium on Combating COVID-19 Pandemic without Boundaries" pada Minggu, 16 Januari 2022, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan RI, dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid turut mengungkap kekhawatirannya terhadap varian Omicron.
"Penambahan kasus terus terjadi dan per 14 Januari 2022 tercatat 572 kasus Omicron di Indonesia, di mana 455 merupakan kasus impor dan 117 kasus transmisi lokal," ujar Siti Nadia.
Ia menambahkan, meskipun gejala yang muncul dari varian Omicron itu tergolong ringan, namun masyarakat luas hendaknya tetap berhati-hati.
Pasalnya, varian Omicron ini memiliki sifat penularan yang sangat cepat.
"Fenomena ini menunjukkan bahwa semua pihak harus tetap waspada akan ancaman Covid-19 lainnya di masa depan," tegas Siti Nadia.
Mengetahui adanya hal tersebut, Siti Nadia mengungkap untuk menghadapi perkembangan yang terjadi selama pandemi Covid-19, maka dibutuhkan kolaborasi yang solid antara pemerintah, akademisi, asosiasi profesional dan swasta.
Bukan hanya itu saja, penting juga bagi masyarakat untuk segera menerima vaksin booster.
"Melihat efektivitas booster dalam mengurangi tingkat keparahan Covid-19 dan perawatan di RS, pemerintah mengajak masyarakat untuk memanfaatkan fasilitas booster gratis yang telah tersedia," saran Siti Nadia.
Baca Juga: Persiapan Sekolah Tatap Muka, Ini Rekomendasi Masker untuk Cegah Varian Omicron
Salah satu booster yang disarankan adalah CoronaVac dari produsen Sinovac Biotech Ltd. (SINOVAC).
Diketahui CoronoVac ini telah diimplementasikan di 60 negara dan kawasan termasuk Indonesia.
Dalam kesempatan yang sama, Clinical Researcher of SINOVAC, Yaping Qiao PhD, mengemukakan berdasarkan penelitian, CoronaVac menunjukkan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) yang rendah sehingga aman bagi anak usia > 3 tahun, lansia > 60 tahun.
Selain itu, ibu hamil dan menyusui pun juga aman menerima CoronoVac.
Dalam uji klinis CoronaVac di sejumlah negara dari tahun 2020-2021, KIPI pada anak > 3 tahun sebagian besar adalah grade satu dan dua yang berupa nyeri ringan serta demam ringan setelah penyuntikan.
"Sedangkan pada studi yang dilakukan pada ibu hamil dan menyusui di Brazil pada periode April – Agustus 2021, insidensi KIPI sebanyak 74,1 per 100.000 dosis dan merupakan KIPI terendah dibandingkan empat vaksin Covid-19 lainnya yang digunakan di Brazil," papar Yaping Qiao.
Yaping Qiao menambahkan, pada Oktober 2021, penelitian di Chili mengungkapkan pemberian vaksin booster meningkatkan kemampuan CoronaVac dalam mengurangi tingkat keparahan Covid-19 dari 56 persen menjadi 80 persen.
"Selain itu, pemberian booster juga meningkatkan efektivitas CoronaVac dalam mencegah perawatan di Rumah Sakit dari 84 persen menjadi 88 persen," jelasnya.
Baca Juga: Kesehatan Seksual dan Reproduksi Perempuan: Cara Menjaga Miss V Tetap Kencang
Pada simposium ini terungkap bahwa dosis ketiga CoronaVac sebagai booster dapat meningkatkan antibodi sebesar 20 kali bagi penerima vaksin usia 18-59 tahun dan lebih dari 30 kali bagi penerima lansia 60 tahun ke atas.
(*)