Pasalnya kemampuan ini memudahkan pihak perusahaan berkomunikasi dengan konsumen lewat di balik layar dengan cara menulis, editing, story telling, SEO, dan juga presentasi.
Bagi Nita, profesi menulis adalah passionnya dan hal itu ada di dalam jobdesk seorang Social Media Specialist.
"Di awal karier, aku selalu pilih kerjaan yang emang ada hubungannya soal tulis menulis. Makanya kenapa aku sekarang bekerja di Bobobox, menulis artikel, dan mengembangkan konten Bobobox. Aku ngerasa meskipun aku nggak nulis buku, tapi kalau aku masih bisa ngasih tulisan atau karya aku untuk membantu brand, itu masih selaraslah dengan apa yang aku inginkan," cerita ibu satu anak ini.
2) Berpikir kritis
Berpikir kritis merupakan kemampuan mengasah logika dan penalaran untuk mengindentifikasi kelebihan dan kelemahan dari suatu masalah.
Tak heran jika skill yang satu ini kerap dibutuhkan semua profesi termasuk Social Media Specialist.
Ketika Nita memegang posisi menjadi seorang Social Media Specialist, ia selalu dilatih untuk terus berpikir kritis.
"Kenapa aku pindah ke social media? Karena aku merasa selalu ingin belajar sesuatu hal yang baru gitu lo. Kayak role aku sebagai Content Specialist sudah ke pegang nih. Sebagai Social Media Specialist aku cuma punya modal bisa nulis, grammar aku bagus, terus aku punya basic bahasa Inggris juga, dan di jurusan aku, aku dilatih untuk bisa berpikir kritis, terus bisa kreatif juga," ujar Nita.
Baca juga: Seperti di Serial Emily in Paris, Ini Beda Social Media Manager vs Digital Marketer
3) Berpikir kreatif