Puan Talks: Kenali Perbedaan Baby Blues dan Postpartum Depression Pasca Melahirkan

Ratu Monita - Jumat, 21 Januari 2022
Perbedaan postpartum dan baby blues yang dialami perempuan setelah melahirkan.
Perbedaan postpartum dan baby blues yang dialami perempuan setelah melahirkan. FatCamera

"Beda postpartum depression dan baby blues adalah PPD merasa tidak bisa mengurus anak dengan baik dan tidak bisa menjadi ibu yang baik, serta baby blues hanya berlangsung sekitar 14 hari setelah melahirkan," jelasnya.

Ia juga mengungkap bahwa kondisi depresi ini hanya dialami oleh 20% perempuan, jadi belum setelah perempuan melahirkan maka ia akan mengalami depresi.

Lebih lanjut lagi, melansir dari laman WebMD terdapat beberapa perbedaan lainnya antara baby blues dan postpartum depression.

Baca Juga: Puan Talks: Mitos dan Fakta Menstruasi yang Perlu Semua Perempuan Tahu

Adapun hal yang membedakan dua kondisi tersebut adalah gejalanya, perempuan baby blues akan mengalami mood swing, di mana ia bisa merasa bangga menjadi ibu namun beberapa menit kemudian beranggapan ia tidak mampu mengerjakan tugas itu.

Selain itu, perempuan baby blues juga mudah tersinggung, kewalahan, dan cemas.

Sementara, perempuan yang mengalami postpartum depression merasa putus asa, sedih, tidak berharga, dan sering menangis.

Lebih dari itu, ia juga merasa tidak memiliki keterikatan dengan bayinya, bahkan ia juga bisa mengalami anxiety dan panic attack.

Cara mengobati postpartum depression 

Masih dalam kesempatan yang sama, Ashtra juga menceritakan perjalanannya dalam mengatasi postpartum depression yang dialaminya.

Ashtra menyampaikan, saat mengalami kondisi tersebut, ia pun mencari teman dan mencari bantuan. 

"Cara bangkitnya adalah dengan mencari teman, cari bantuan, gimana ya, apa yang aku rasakan," ungkapnya.

Baca Juga: Puan Talks: Ini Cara Maya Hasan Ajak Masyarakat Lebih Suportif Lewat Myndfulact

Tak hanya itu, dalam proses mengatasi PPD tersebut, ia juga mengedukasi pasangan dan orang-orang di sekitarnya mengenai kondisi yang dialaminya.

"Aku edukasi ke pasanganku, orang-orang sekitarku, dan akhirnya aku didukung, lalu perjalanan PPD akhirnya menjadi lebih baik," pungkasnya. 

Dalam artian, saat berada di kondisi tersebut, hal yang dibutuhkan agar proses penyembuhan berjalan dengan mudah adalah adanya dukungan dari pasangan dan orang-orang terdekat.

(*)

Sumber: WebMD,Women's Health
Penulis:
Editor: Rizka Rachmania