Parapuan.co - Kawan Puan, seseorang yang terlalu lama bekerja di rumah atau WFH berpotensi mengalami atrofi otot.
Pasalnya ketika WFH, aktivitas fisik seseorang berpotensi jauh berkurang dan hal tersebut bisa mengakibatkan lengan atau kaki mulai terlihat lebih kecil.
Seperti diketahui, atrofi otot merupakan kondisi di mana kaki dan tangan mulai terlihat mengecil. Dalam arti lain, atrofi otot ini mengacu pada hilangnya jaringan otot di tubuh manusia.
Lantas, apa saja penyebab atrofi otot yang membuat seseorang semakin terbatas geraknya ini?
Mengutip dari Medical News Today, berikut ini berbagai kondisi penyebab terjadinya atrofi otot, catat baik-baik ya!
1. Nutrisi buruk
Nutrisi yang buruk dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan, termasuk atrofi otot.
International Osteoporosis Foundation memperingatkan bahwa diet rendah protein tanpa lemak, buah-buahan, dan sayuran dapat menyebabkan pengurangan massa otot.
Atrofi otot terkait malnutrisi juga dapat berkembang sebagai akibat dari kondisi medis yang mengganggu kemampuan tubuh untuk menyerap nutrisi, seperti:
Baca Juga: Ini Rangkaian Pemeriksaan Jelang Menopause untuk Kesehatan Seksual dan Reproduksi Perempuan
- Sindrom iritasi usus
- Penyakit celiac
- Kanker
Bukan itu saja, adapun penyebab atrofi otot lainnya yang dinamakan dengan cachexia.
Cachexia adalah kondisi metabolisme kompleks yang menyebabkan penurunan berat badan yang ekstrem.
Cachexia dapat berkembang sebagai gejala dari kondisi lain yang mendasarinya, seperti kanker, HIV , atau multiple sclerosis (MS).
2. Usia
Penyebab atrofi otot berikutnya adalah usia, hal ini dikarenakan seiring bertambahnya umur, tubuh mereka menghasilkan lebih sedikit protein yang mendorong pertumbuhan otot.
Pengurangan protein yang tersedia ini menyebabkan sel-sel otot menyusut, mengakibatkan kondisi yang disebut sarcopenia.
Selain pengurangan massa otot, sarcopenia dapat menyebabkan gejala berikut:
Baca Juga: Berapa Batas Konsumsi Gula, Garam, dan Lemak per Hari? Ini Penjelasannya
- Kelemahan atau kelemahan
- Keseimbangan yang buruk
- Kesulitan bergerak
- Daya tahan lebih rendah
3. Genetika
Spinal muscular atrophy (SMA) adalah kelainan genetik yang menyebabkan hilangnya sel saraf motorik dan atrofi otot.
Ada beberapa jenis SMA yang termasuk dalam kategori berikut:
- SMA terkait dengan kromosom 5, jenis SMA ini terjadi karena mutasi pada gen SMN1 pada kromosom. Di mana mutasi ini menyebabkan defisiensi protein neuron motorik yang bertahan hidup. SMA biasanya berkembang di masa kanak-kanak.
- SMA tidak terkait dengan kromosom 5
4. Kondisi medis lainnya
Atrofi otot juga dapat disebabkan oleh penyakit dan kondisi kronis, meliputi:
- Amyotrophic lateral sclerosis (ALS): disebut juga penyakit Lou Gehrig, ALS mencakup beberapa jenis yang merusak sel saraf motorik yang mengontrol otot.
- Multiple sclerosis: kondisi kronis ini terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang sistem saraf pusat sehingga menyebabkan peradangan berbahaya pada serabut saraf.
Baca Juga: Puan Talks: Mengenal Perbedaan Postpartum Depression dan Baby Blues
- Arthritis: arthritis mengacu pada peradangan sendi yang menyebabkan rasa sakit dan kekakuan. Arthritis dapat sangat membatasi mobilitas seseorang, yang dapat menyebabkan otot tidak digunakan dan atrofi.
- Myositis: istilah myositis mengacu pada peradangan otot. Kondisi ini menyebabkan kelemahan otot dan nyeri. Orang dapat mengembangkan myositis setelah infeksi virus atau sebagai efek samping dari kondisi autoimun.
- Polio: penyakit menular ini menyerang sistem syaraf yang menyebabkan gejala seperti flu dan dapat menimbulkan kelumpuhan permanen.
5. Masalah neurologis
Kondisi penyebab atrofi otot lainnya adalah masalah neurologis.
Pasalnya, cedera atau kondisi dapat merusak saraf yang mengontrol otot, mengakibatkan kondisi yang disebut atrofi otot neurogenik.
Ketika ini berkembang, otot berhenti berkontraksi karena tidak lagi menerima sinyal dari saraf.
Dengan mengetahui ulasan di atas, jika kamu tidak ingin timbul masalah atrofi otot, maka hindarilah berbagai penyebabnya di atas ya, Kawan Puan.
Jangan lupa juga untuk beraktivitas fisik dan mengonsumsi makanan yang bernutrisi agar selama WFH tubuh senantiasa sehat. (*)
Baca Juga: Kerap Dialami Tanpa Sadar saat WFH, Apa Itu Carpal Tunnel Syndrome?