Parapuan.co - Minat dan ketertarikan yang sama akan hampers, parsel atau bingkisan cantik, dan juga kado menyatukan Vindy Kusuma dan Vina Harjati.
Tadinya dua perempuan ini sekadar sahabat saat SMA yang tetap berteman meski sudah lulus sekolah karena lingkaran pertemanan yang sama.
Namun, keduanya memutuskan membuka usaha bersama setelah sering bertemu, berdiskusi, dan bertukar ide terkait bisnis hampers di Indonesia.
"Karena kami lihat di Indonesia silaturahmi dan saling bertukar kado atau parsel sangat marak di setiap hari rayanya," ungkap Vindy melalui pesan singkat kepada PARAPUAN.
Katanya lagi, "Pada waktu itu (2017, red.) belum banyak brand hampers atau parsel yang online based dengan packaging yang modern."
Menariknya lagi, selain didasari ketertarikan yang sama, baik Vindy dan Vinda menemukan keseruan dari tiap proyek di bisnis hampers ini.
"Karena sistemnya project based jadi ada sisi serunya untuk membuat dan mengkreasikan gift set dan look yang berbeda untuk event berikutnya," ujar Vindy.
Menariknya, dalam menggeluti bisnis bersama, Vindy mengaku bahwa dirinya dan sang partner, Vina, memiliki kebiasaan yang berbeda.
Akan tetapi, perbedaan tersebut bukannya dinilai sebagai kendala, melainkan menjadi pelengkap untuk keberlangsungan bisnis hampers mereka.
Baca Juga: Tertarik Membuka Bisnis Bareng Sahabat? Perhatikan Hal Ini Dahulu
"Vina itu background-nya accounting. Jadi, memang dia lebih hands on untuk stock counting, cash flow, day to day operational, dan budgeting," terang Vindy.
Sedangkan, Vindy sendiri memiliki latar belakang advertising and design, sehingga dirinya lebih banyak mengurus bagian creative work, marketing strategy dan branding.
Meski begitu, Vindy tidak memungkiri bahwa berdasarkan pengalamannya selama menjalankan bisnis hampers Thegifthings, dirinya kerap berselisih pendapat dengan Vina.
Menurutnya, hal tersebut karena mereka memiliki latar belakang yang berbeda sehingga memengaruhi pandangan tiap pribadi.
Namun, Vindy bilang, "Memang justru itu yang kita butuhkan, adanya perbedaan pendapat atau masukan supaya bisa terus berkembang."
Toh, Vindy menegaskan, dari pengalamannya dengan Vina, sejak awal membangun Thegifthings keduanya sudah menetapkan tujuan bisnis dan visi misi yang jelas.
"Jadi meski ada selisih pendapat pun, harus sama-sama mengerti kalau memang kita berdua punya goal yang sama," ujar Vindy.
"Apa pun perbedaan pendapat itu adalah untuk kebaikan Thegifthings juga. Ya, setelah itu kita cari titik tengahnya dan berusaha untuk see the bigger picture saja," tambahnya.
Baca Juga: Pentingnya Komunikasi dengan Sahabat saat Bangun Bisnis Bersama
Pasalnya, keduanya bahkan sudah melewati salah satu titik terendah dalam menjalankan bisnis hampers ini, yakni saat awal pandemi.
Usaha yang dijalankan hasil patungan Vina dan Vindy itu mengalami pukulan di awal pandemi dan kedua perempuan ini masih kaget dengan keadaan.
"Itu terjadi saat kita sedang mempersiapkan event Idul Fitri 2020. Pada waktu itu akhirnya kita memutuskan untuk tetap buka, tapi hanya 50% kapasitas," kenang Vina.
Keputusan itu diambil karena Vindy mencoba agar staff yang bekerja seminim mungkin, untuk menghindari menciptakan kerumunan.
Selain pandemi, tantangan lain yang telah dilalui Vina dan Vindy ialah bagaimana memperluas audiens kita supaya kita bisa lebih dikenal saat Thegifthings baru berdiri.
Soal ini, sederet cara yang pernah dilakukan keduanya tampaknya membuahkan hasil karena akun Instagram Thegifthings saja sudah diikuti lebih dari 30 ribu orang.
Setelah itu, tantangan yang selalu dihadapi keduanya dari awal ialah bagaimana tetap bisa memposisikan Thegifthings untuk selalu menyediakan premium gift dengan harga affordable.
Soal ini, Vindy yakin bahwa salah satu kekuatan Thegifthings ialah tampilan dan harganya. Bahkan, isian hampers saja custom sehingga berbeda satu sama lain.
Baca Juga: Sebelum Memulai Bisnis Bersama Sahabat Pahami Dulu Hal-hal Ini
Tak hanya itu, tampilan dan isi hampers pun mengikuti tema atau momen hari besar yang berlangsung seperti Tahun Baru Imlek dalam waktu dekat ini.
"Untuk itu kita regularly internal meeting dan riset tentang tren pasar, serta tidak takut untuk mencoba kreasi produk-produk baru," pungkas Vindy.
Nah, apakah Kawan Puan tertarik mencoba menjalani bisnis bersama seperti Vindy dan Vina yang punya kebiasaan berbeda ini? (*)