Mengenal Mushroom Leather yang Mirip Kulit Asli dan Lebih Ramah Lingkungan

Citra Narada Putri - Rabu, 2 Februari 2022
Mushroom leather lebih ramah lingkungan.
Mushroom leather lebih ramah lingkungan. Lawrey/iStockphoto

Parapuan.co - Kesadaran masyarakat pada industri fashion yang ternyata berdampak terhadap kerusakan lingkungan, membuat para pelaku usaha mode berbondong-bondong melakukan pendekatan baru.

Misalnya membuat strategi-strategi yang lebih berkelanjutan, dengan mengganti bahan-bahan tertentu dengan yang berdampak buruk bagi lingkungan, misalnya seperti kulit binatang.

Pasalnya, berdasarkan laporan oleh Higg Materials Sustainability Index yang dilansir dari The Guardian menemukan kulit sapi menimbulkan lebih banyak kerusakan lingkungan daripada kain lainnya. 

Termasuk kulit sintetis berbasis plastik, karena deforestasi dan emisi gas yang terkait dengan pemeliharaan hewan.

Dunia mode pun saat ini mengarah ke alternatif kulit yang lebih berkelanjutan dan vegan.

Salah satunya yang kini jadi tren di industri fashion adalah mushroom leather atau material kulit yang terbuat dari jamur, yang dinilai lebih ramah lingkungan.

Melansir dari Prestige, miselium, bahan yang tumbuh dari jamur sekarang dapat direkayasa agar terlihat dan terasa seperti kulit anak sapi atau kulit domba.

Kulit jamur adalah salah satu pengganti kulit terbaik karena keserbagunaannya yang luar biasa.

Hal ini dikarenakan struktur yang digunakan dalam mushroom leather dapat disesuaikan, yang membuatnya mirip seperti kulit asli, tapi tak berdampak buruk bagi lingkungan.

Baca Juga: Jadi Tren Fashion, Benarkah Vegan Leather Lebih Ramah Lingkungan?

Selain tekstur, keawetan kulit alternatif ini juga dikatakan mirip dengan kulit hewan.

Karena bahannya dapat disesuaikan, maka teksturnya dapat diubah sesuai keinginan, termasuk lebar dan sentuhan bahan yang berubah-ubah.

Menurut Dr Matt Scullin, CEO perusahaan biomaterial MycoWorks, memperkirakan bahwa kulit jamur dapat menjadi gamechanger dalam industri fashion yang keberlanjutan.

“Kulit jamur membuka masa depan desain yang dimulai dengan bahan, bukan dengan objek,” ujarnya.

Jamur mungkin tidak memiliki citra glamor, tetapi kulit berbahan dasar jamur telah menjadi bahan eksklusif, seperti halnya double face cashmere dan organza sutra.

Sejumlah rumah mode mewah pun telah beralih atau sedang mengembangkan produk mereka untuk menggunakan material kulit jamur. 

Seperti Gucci yang mengembangkan vegan leather-nya sendiri yang disebut Demetra, yang mereka gunakan di Ace Sneakers.

Sementara itu desainer Stella McCartney, yang sudah terkenal akan barang-barang mewah dengan material ramah lingkungan, menggunakan bahan mylo Bolt Thread yang juga sustainable.

Kendati demikian, agar mushroom leather ini punya dampak yang besar pada industri fashion yang lebih berkelanjutan, maka bahan tersebut harus bisa diakses dengan harga yang lebih rendah.

Semoga kelak, penggunaan mushroom leather ini pun akan makin banyak digunakan di industri fashion, sehingga menghadirkan dunia mode yang lebih ramah lingkungan secara lebih menyeluruh. 

(*)

Baca Juga: Rekomendasi Sling Bag Kulit Brand Lokal Harga Mulai Rp 270 Ribu

Sumber: The Guardian,Prestige
Penulis:
Editor: Citra Narada Putri


REKOMENDASI HARI INI

Tips Switch Career buat Perempuan: 2 Langkah Memulai Jalur Karier Baru