Sebelum Meninggal, Cheslie Kryst Tulis Essay tentang Refleksi 30 Tahun Kehidupan

Firdhayanti - Kamis, 3 Februari 2022
Cheslie Kryst pernah menulis essay tentang kehidupannya.
Cheslie Kryst pernah menulis essay tentang kehidupannya. Instagram.com/chesliekryst

Parapuan.co - Belum lama ini, publik dihebohkan dengan meninggalnya Cheslie Kryst.  Miss USA 2019 yang melompat dari kondominiumnya di New Yok, Amerika Serikat pada Minggu (30/1/2022). 

Telah dikonfirmasi pula oleh Kepala Pemeriksa Medis Kota New York bahwa kematian Cheslie merupakan bunuh diri.

Semasa hidupnya, Cheslie pernah menulis sebuah essay tentang perjalanannya dalam mengatasi sebuah tekanan hidup. 

Tujuan dan Kegelisahan

Melansir Allure, Cheslie menceritakan tentang kegelisahannya saat memasuki usia 30 tahun. 

Dalam hal ini, pengacara dan koresponden televisi Extra itu berhasil menutupinya, walaupun di lain sisi ia merasakan kehampaan pada dirinya. 

"Masyarakat tidak pernah baik kepada mereka yang menua, terutama perempuan. (Pengecualian sesekali dibuat untuk beberapa orang kaya dan beberapa orang terkenal.)" 

Hal tersebut dialaminya saat dinobatkan sebagai Miss USA pada 2019 lalu.

Saat itu, Cheslie yang berusia 28 tahun merupakan perempuan tertua dalam sejarah yang memenangkan gelar ini. 

 Baca Juga: Profil Cheslie Kryst, Miss USA 2019 yang Meninggal Bunuh Diri

Kemenangannya di ajang itu tak disambut baik oleh beberapa fanatik dari acara kontes kecantikan itu. 

Banyak dari mereka yang mengajukan petisi agar batas usia diturunkan. 

"Senyuman, pandangan mata berkerut pada pencapaian saya sejauh ini membuat saya pusing untuk meletakkan dasar."

"Tetapi berusia 30 tahun terasa seperti pengingat bahwa saya kehabisan waktu untuk menjadi penting di mata masyarakat, dan itu menyebalkan," tulis Cheslie. 

Setahun setelahnya, yakni sekitar 2020 Cheslie menyadari bahwa menjadi tua dan dewasa adalah anugerah yang tak dapat dnikmati semua orang. 

Namun, terlalu banyak dari kita yang diukur oleh standar yang ada di masyarakat. 

"Terlalu banyak dari kita yang membiarkan diri kita diukur dengan standar yang beberapa orang dengan tegas menolak untuk menantang dan yang lain hanya menyetujuinya karena menyesuaikan diri dan mengikuti arus lebih mudah daripada mendayung melawan arus."

"Saya bertarung dalam pertarungan ini sebelumnya dan ini adalah pertarungan yang saat ini saya lawan dengan 30 orang," kata dia. 

Pengacara yang dinominasikan di Emmy Award itu pun berusaha untuk melawan norma-norma tak tergoyahkan di masyarakat itu. 

 Baca Juga: Sosok Inspiratif Cheslie Kryst, Miss USA 2019 yang Tewas Bunuh Diri

Ia mengatakan bahwa daftar 20 Under 20 atau 30 Under 30 pernah memikatnya. 

"Saya ingat pernah terpikat oleh daftar “20 under 20” dan “30 under 30” yang mengaitkan prestasi dengan kaum muda dan menyebutnya sukses,  daftar yang tentunya dimaksudkan untuk mengakui kelangkaan pencapaian prestasi luar biasa di usia muda," ucapnya. 

Cheslie beranggapan bahwa pencapaian itu memiliki efek samping negatif pada beberapa anak muda. 

"Tetapi mereka memiliki efek samping yang tidak menguntungkan pada beberapa anak muda, yang merasa terdorong untuk menimbun prestasi secepat mungkin agar dapat menyamai rekan-rekan kita," katanya. 

Ia pun mengemukakan apa yang dilihatnya di masyarakat tentang perempuan yang bertambah tua. 

"Masyarakat tidak pernah baik kepada perempuan yang bertambah tua, dengan pengecualian sesekali untuk beberapa orang kaya dan beberapa orang terkenal," kata Cheslie. 

Dalam hal ini berbagai pencapaiannya, termasuk studi hukum di Universitas Wake Forest, kompetisi yang ia menangkan, dan posisi dewan eksekutif lokal, regional, dan nasional

"Saya hampir bekerja sampai mati, secara harfiah, sampai tugas delapan hari di rumah sakit setempat memicu perkembangan perspektif baru," tulis Cheslie. 

Hasrat dan Tujuan Mulia adalah Utama

Baca Juga: Cheslie Kryst, Miss USA 2019 Dikonfirmasi Meninggal karena Bunuh Diri

Ia pun menemukan sebuah pertanyaan tentang prestasi yang dikumpulkan bukan karena suatu hasrat untuk melakukannya, melainkan hanya demi kesombongan. 

Hal tersebut membuatnya tak merasakan apapun selain kekosongan pada hatinya. 

"Mengapa mengejar plakat atau medali atau item baris lain di resume saya jika itu demi kesombongan, bukan karena hasrat?"

"Mengapa bekerja begitu keras untuk menangkap mimpi yang telah diajarkan oleh masyaraka,  ketika saya hanya menemukan kekosongan"? ungkapnya.

Ia pun memperhatikan orang lain yang terkesan dengan suatu pencapaian adalah mereka yang menginginkannya untuk diri mereka sendiri. 

Menurutnya orang-orang ini menyebutnya sebagai rasa haus dan rasa tak aman. 

Dalam hal ini, Cheslie berbeda dengan dirinya. 

Cheslie merasa hampa untuk penghargaan yang ingin ia raih berikutnya.

Kemenangan USA dan Perspektifnya tentang Pencapaian

Baca Juga: Cheslie Kryst Miss USA 2019 Meninggal Dunia, Diduga Melompat dari Gedung Lantai 29

Hal ini semakin ia sadari saat mengikuti Miss USA. 

Namun, setelah ia menang, dirinya mendapati bahwa ia semakin menemukan apa arti hasrat, niat, dan keaslian. 

Cheslie menganggap dirinya tak seperti gadis yang berada dalam kontes kecantikan, yang tinggi dan ramping dengan rambut bob dengan gaya berjalan yang anggun. 

"Tantangan status quo saya tentu saja menarik perhatian orang yang provokatif."

"Dan saya tidak dapat memberi tahu kamu berapa kali saya telah menghapus komentar di halaman media sosial saya yang memiliki emoji muntah dan hinaan yang memberi tahu saya bahwa saya tidak cukup cantik untuk menjadi Miss AS," ceritanya. 

Cheslie merasa bahwa itu hanyalah penampilannya saja. 

Ia sudah berusaha untuk berbicara tentang pandangannya secara terus terang tentang legalisasi ganja, kebijakan imigrasi pemerintahan Trump, dan masalah negara setempat. 

"Saya secara terbuka mendukung kebangkitan gerakan Black Lives Matter dalam protes selama musim panas," kata Cheslie. 

Ia tak mencari sebuah pengakuan. Sebaliknya, Cheslie berbicara dengan menentang ketidakadilan yang ada di sekitarnya. 

Baca Juga: Iri pada Pencapaian Orang Lain, Ternyata Ini Penyebab Schadenfreude!

"Saya tidak mencari untuk mengumpulkan lebih banyak penghargaan atau pengakuan." 

"Sebaliknya, saya memberi makan gairah yang membuat bangun setiap pagi terasa berharga, berbicara menentang ketidakadilan," imbuhnya.

Cheslie pun menceritakan perayaan ulang tahunnya yang ke-29. 

Alih-alih merayakan secara mewah, Cheslie justru merayakannya di apartemennya dengan sederhana. 

Ia bahkan mengenakan mahkota Miss USA yang didapatkannya di sekitar apartemen hampir sepanjang hari karena mengetahui bahwa saya harus mengembalikannya pada akhir masa pemerintahan saya sebagai Miss USA.

"Saya melakukan apa yang saya inginkan daripada yang diharapkan," ucapnya. 

Memasuki usia ke-30, ia akan terus mencari tujuan hidupnya dengan caranya sendiri. 

"Sekarang, saya memasuki tahun 30 mencari kegembiraan dan tujuan dengan cara saya sendiri dan itu terasa seperti kemenangan manis saya sendiri," tandas Cheslie. 

Lewat essay ini, Cheslie menyampaikan bahwa pencapaian dalam hidup hendaknya dilakukan karena tujuan dan hasrat yang ada dalam diri. 

Baca Juga: Cemburu Terhadap Pencapaian Orang Lain? Ini 5 Cara Mengatasinya

(*) 

Sumber: Allure
Penulis:
Editor: Linda Fitria


REKOMENDASI HARI INI

Kampanye Akbar, Paslon Frederick-Nanang: Kami Sedikit Bicara, Banyak Bekerja