Parapuan.co - Kawan Puan, kasus kekerasan seksual kembali terjadi di industri film Indonesia.
Pada Rabu (2/2/2022), aktris Susan Sameh membagikan pernyataan bahwa ia menjadi korban tindak kekerasan seksual di lokasi syuting.
Pernyataan yang diunggah di Instagram tersebut dibuka dengan dorongan dari Susan kepada korban kekerasan seksual di industri film untuk berani bersuara.
Pada kolom komentar, sutradara perempuan Gina S. Noer turut memberikan dukungan dan apresiasi kepada Susan yang sudah berani bicara.
"So sorry it happened to you. Terima kasih sudah bersuara untuk memberanikan korban lain," tulis Gina.
Melihat banyaknya kasus kekerasan seksual yang terjadi, Gina S. Noer menyuarakan pentingnya percaya pada korban.
Sebuah utas di media sosial Twitter pun ditulis Gina untuk memberikan edukasi kepada masyarakat soal keberpihakan kepada korban kekerasan seksual.
Gina S. Noer membagikan beberapa artikel rujukan dari media internasional yang menyampaikan pentingnya rasa percaya kepada korban kekerasan seksual.
Bagi Gina, mendampingi dan percaya pada korban kekerasan seksual adalah hal yang sama-sama penting.
Baca Juga: Trauma, Susan Sameh Bagikan Cerita Alami Pelecehan Seksual di Lokasi Syuting
"Mendampingi korban berarti fokus memberikan ruang untuk korban pulih & berani speak up," tulis sutradara film Cinta Pertama, Kedua & Ketiga ini.
"Percaya pada korban berarti berkomitmen berproses mencari kebenaran untuk keadilan si korban," lanjutnya.
Menurut penjelasan Gina, tindakan investigasi dengan niatan memulihkan nama baik si terlapor bukanlah bentuk keberpihakan kepada korban kekerasan seksual.
Hal yang menjadi pertimbangan banyak orang dalam mempercayai korban adalah adanya kemungkinan korban berbohong.
Gina S. Noer menunjukkan riset dari pemerintahan Inggris yang menyatakan bahwa hanya 2% kemungkinan korban berbohong.
"Lebih baik percaya korban kemudian ia berbohong, daripada kemungkinan membiarkan pelaku lepas," tegas Gina.
Menurut Gina, ruang aman bagi korban kekerasan seksual harus diciptakan oleh masyarakat secara bersama-sama.
Oknum yang terlapor juga harus bertanggung jawab atas tindakannya.
Baca Juga: Melihat Pentingnya Kesetaraan Gender dan Inklusi dalam Industri Film
Selain itu, menurut Gina lingkungan sekitar terlapor harus menerima bahwa ada bagiannya yang melakukan tindak kekerasan seksual dan agar tidak melindungi terlapor.
"Kuncinya ya kita BERSAMA (apapun gendernya) harus ciptakan ruang aman agar korban berani melapor," tulis Gina dengan tegas.
"Saat kejadian di lingkungan terdekat, ya jangan defensive. Terima kalau kita bisa salah, abai pada kesalahan teman, tp terpenting: terima tanggung jawab," lanjutnya.
Gina S. Noer menekankan bahwa perlu kedewasaan bagi masyarakat untuk mempercayai korban kekerasan seksual.
Terlebih, jika pelaku terlapor adalah bagian dari lingkungan kerja, keluarga, atau lingkaran pertemanannya.
Namun, Gina percaya bahwa keberpihakan kepada korban kekerasan seksual dan menciptakan ruang aman bagi mereka adalah hal yang penting.
Keberpihakan kepada korban dapat mencegah kejadian kekerasan seksual terulang kembali.
"Butuh kedewasaan dan kelapangan hati menerima kalau kita bukan pemimpin/anggota masyarakat yg sempurna. Mengakui kalau kita pernah jadi enabler," tulis Gina.
"Setelah menerima bisa jadi ringan langkah berpihak kepada korban dan membangun langkah preventif utk meminimalisir kejadian serupa," tutupnya.
Baca Juga: Tak Boleh Diremehkan, Ini Kata Gina S. Noer Soal Pentingnya Suara Penonton Film Perempuan
(*)