Parapuan.co- Kawan Puan, apakah kamu ada persaingan yang tidak sehat antara rekan di lingkungan kerja?
Tak dapat dipungkiri bahwa di setiap kantor pasti ada orang yang ingin bersaing atau merasa tersaingi.
Padahal ketika kita bekerja dengan tim, artinya kita bekerja sama untuk mencapai tujuan yang sama.
Jika ada rekan kerjamu yang seperti ini, ada kemungkinan ia berada dalam kondisi scarcity mentality.
Istilah ini memang masih asing di telinga orang-orang tapi sering terjadi di dunia kerja.
Melansir dari laman Kompas.com, scarcity mentality cara berpikir yang didasari ketakutan dan kecemasan.
Seperti takut tersaingi, takut terkalahkan, hingga takut terlihat buruk.
Cara berpikir ini dapat terlihat ketika kita percaya bahwa semua tidak akan berubah dan tertanam di alam bawah sadar.
Pola pikir tersebut kerap terekspresikan melalui kalimat “Ya memang seperti itu keadaannya, tidak mungkin berubah” atau dengan perilaku menyabotase dan membatasi diri sendiri dengan kalimat, “Aku tidak bisa, punyaku tidak cukup. Aku tidak punya uang. Aku tidak tahu harus apa".
Baca juga: Kenali Hustle Culture, Penyebab Pekerja Alami Burnout hingga Depresi
Agar lebih jelas, berikut tanda-tanda scarcity mentality yang perlu Kawan Puan tahu:
1) Mengumpulkan semua benda yang bisa dikumpulkan hingga memenuhi rumah dan sulit menyisihkan barang;
2) Sulit menerima affirmasi positif seperti pujian, hadiah, hingga kebaikan;
3) Kerap kali meremehkan pencapaian diri sendiri dan orang lain;
4) Saat dipuji, orang dengan scarcity mentality biasanya menjawab, "Ah, tidak ah, biasa saja...";
5) Selalu merasa kurang dan pelit ilmu, seperti tidak memberikan tips, mencuri, menipu, menutup-nutupi sesuatu, takut orang lain lebih jago dari dirinya, takut orang lain lebih diuntungkan, mencari jalan pintas, tidak mau mengeluarkan modal untuk mendapatkan ilmu, hingga takut tersaingi.
Jika Kawan Puan mengalami kondisi scarcity mentality, tidak perlu menyalahkan diri sendiri.
Pasalnya pola pikir seperti ini bisa terbentuk karena orangtua, keluarga hingga lingkungan kita berada.
Tanpa sadar, cara orang di sekitar kita berpikir juga bisa mempengaruhi pola pikir kita.
Lalu bagaimana cara mengatasi pola pikir scarcity mentality yang sudah tertanam di pikiran kita?
Baca juga: Berbeda dengan Growth Mindset, Kenali Fixed Mindset dan Ciri-Cirinya
Langkah pertama yang perlu Kawan Puan lakukan adalah dengan mempelajari scarcity mentality.
Kemudian gali apa saja yang ada dipikiran lalu menyadari pikiran-pikiran itu tanpa penghakiman.
Usai menyadari, lakukan pengategorisasian, apakah pikiran tersebut merupakan buah dari pola pikir scarcity mentality atau bukan.
Langkah kedua, Kawan Puan bisa berkonsultasi langsung dengan ahlinya seperti psikolog.
Itu tadi beberapa hal mengenai scarcity mentality yang tanpa sadar sering dialami oleh pekerja kantor.
Apakah Kawan Puan pernah mengalami scarcity mentality? (*)