Parapuan.co - Kawan Puan, Hari Pers Nasional diperingati setiap tahunnya pada tanggal 9 Februari.
Bertepatan dengan Hari Pers Nasional, kali ini PARAPUAN akan menghadirkan rekomendasi novel yang ditulis oleh wartawan.
Ini dia deretan novel yang ditulis oleh penulis sekaligus wartawan.
1. Saman - Ayu Utami
Novel Saman sendiri ditulis oleh Ayu Utami, sastrawan perempuan yang pernah menjadi jurnalis.
Ayu Utami pernah menjadi wartawan di beberapa media, seperti Humor, Matra, Forum Keadilan, dan D&R.
Dalam Gramedia.com, novelnya menceritakan masing-masing kisah dari empat orang perempuan, yakni Shakuntala, Cok, Yasmin, Laila.
Dua dari empat perempuan yang bersahabat itu menyukai Saman, seorang aktivis yang menjadi buron dalam masa rezim militer Orde Baru.
Baca Juga: Hari Pers Nasional, Simak Transformasi Jurnalisme Tradisional ke Digital
Sejak terbit bersamaan dengan Reformasi pada tahun 1998, novel ini tetap diminati dan telah diterjemahkan ke delapan bahasa asing.
Novel ini mendapat penghargaan dari dalam dan luar negeri karena mendobrak tabu dan memperluas cakrawala sastra.
Novel Saman sendiri diterbitkan dalam bentuk dwilogi dengan buku kedua berjudul Larung yang terbit pada tahun 2001.
2. Laut Bercerita - Leila S. Chudori
Novel Laut Bercerita ini ditulis oleh Leila S. Chudori, penulis sekaligus wartawan senior Tempo.
Novel yang terbit pertama kali pada tahun 2017 oleh Kepustakaan Populer Gramedia ini mendapatkan anugerah penghargaan sastra Asia Tenggara atau bernama S.E.A Write Award.
Penghargaan S.E.A. sendiri diberikan oleh Kerajaan Thailand untuk penulis dan penyair di Asia Tenggara.
Kisahnya menceritakan tentang sekelompok aktivis mahasiswa di masa Orde Baru.
Baca Juga: Rayakan Hari Pers Nasional, Ini 5 Film Kisah Nyata Soal Perjuangan Wartawan
Bagian pertama menceritakan tentang seorang tokoh bernama Biru Laut dan kawan sesama aktivisnya.
Sementara pada bagian kedua, kisahnya diambil dari sudut pandang Asmara Jati, adik dari Laut yang mempunyai tujuan atau visi yang cenderung berlainan dengan Laut.
3. Negeri 5 Menara - Ahmad Fuadi
Novel Negeri 5 Menara ini pertama kali terbit pada tahun 2009 oleh penerbit Gramedia.
Buku pertama dari trilogi Negeri 5 Menara ini merupakan salah satu karya dari Ahmad Fuadi, mantan wartawan Tempo.
Kisah novel ini menceritakan tentang tokoh utamanya bernama Alif, seorang lelaki yang lahir di pinggir Danau Maninjau.
Alif sendiri belajar di pondok dan mempercayai kalimat man jadda wajada, yang artinya siapa yang bersungguh-sungguh pasti sukses.
Dikisahkan, tokoh Alif berteman dekat dengan Raja dari Medan, Said dari Surabaya, Dulmajid dari Sumenep, Atang dari Bandung dan Baso dari Gowa.
Baca Juga: Dari Hukum ke Jurnalistik, Ini Perjalanan Frisca Clarissa Jadi Jurnalis
Di bawah menara masjid yang menjulang, mereka berenam kerap menunggu maghrib sambil menatap awan lembayung yang berarak pulang ke ufuk.
Di mata belia mereka, awan-awan itu menjelma menjadi negara dan benua impian masing-masing.
4. Tarian Bumi - Oka Rusmini
Novel Tarian Bumi ditulis oleh penulis asal Bali, Oka Rusmini.
Tak hanya penulis, Oka Rusmini pernah menjadi wartawan di Bali Post lho, Kawan Puan.
Menceritakan potret masyarakat Bali, Tarian Bumi menceritakan kisah perempuan tiga generasi, yakni Ida Ayu Sagra Pidada, Jero Kenanga, dan Ida Ayu Telaga.
Novel ini dengan sangat terbuka menghantam keadaan yang melingkupi kehidupan perempuan di kalangan bangsawan Bali yang masih sangat feodal.
Untuk novel Tarian Bumi sendiri sudah diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris berjudul Earth Dance, dan Bahasa Jerman dengan judul Erdentanz.
Baca Juga: Liputan Demo 2 Minggu Sebelum Nikah, Frisca Clarissa Bagikan Pengalaman Menarik Jadi Jurnalis
(*)