Parapuan.co - Penyalahgunaan obat resep merupakan penggunaan obat resep dengan cara yang tidak dimaksudkan oleh dokter yang meresepkan.
Penyalahgunaan obat resep atau penggunaan bermasalah mencakup segala hal mulai dari meminum obat pereda nyeri resep untuk sakit punggung hingga mendengus atau menyuntikkan pil yang ditumbuk untuk mabuk.
Merangkum dari Mayo Clinic, ada tiga jenis obat resep yang sering disalahgunakan, yakni:
a. Opioid, umumnya digunakan untuk mengobati rasa sakit, misalnya obat yang mengandung oxycodone dan hydrocodone.
b. Obat anti-kecemasan dan obat penenang, yang digunakan digunakan untuk mengobati kecemasan dan gangguan tidur.
c. Stimulan digunakan untuk mengobati attention-deficit/hyperactivity disorder (ADHD) dan gangguan tidur tertentu.
Komplikasi penyalahgunaan obat resep
Penyalahgunaan obat resep dapat menyebabkan sejumlah masalah, pasalnya obat resep bisa sangat berbahaya dan bahkan menyebabkan kematian jika:
- Dikonsumsi dalam dosis tinggi
- Dikombinasikan dengan obat resep lain atau obat bebas tertentu
- Diminum bersama alkohol atau obat-obatan terlarang atau rekreasional.
Penyalahgunaan obat bisa berdampak pada konsekuensi medis, ketergantungan fisik dan kecanduan serta bisa menimbulkan efek samping lainnya, yuk simak selengkapnya:
Baca Juga: Apoteker Ungkap Perbedaan Obat Generik dan Obat Paten, Mana yang Lebih Ampuh?
Konsekuensi medis
Berikut adalah contoh konsekuensi serius dari penyalahgunaan obat resep berdasarkan jenisnya.
1. Opioid
Opioid dapat menyebabkan tekanan darah rendah, laju pernapasan yang melambat dan potensi pernapasan untuk berhenti, atau koma.
Bahkan opioid yang disalahgunakan juga berisiko menimbulkan kematian.
2. Obat anti-kecemasan dan obat penenang
Penyalahgunaan obat anti-kecemasan dan obat penenang itu dapat menyebabkan masalah memori, tekanan darah rendah dan pernapasan lambat.
Tak hanya itu saja, jika obat anti-kecemasan dan obat penenang itu dikonsumsi secara berlebihan mampu menyebabkan konsumennya menjadi koma dan berisiko meninggal.
Baca Juga: Kesehatan Reproduksi Perempuan: Penyebab Miss V Gatal saat Menstruasi
Namun demikian, menghentikan obat secara tiba-tiba dapat menyebabkan gejala penarikan yang dapat mencakup hiperaktivitas sistem saraf dan kejang.
Maka dari itu penting sekali untuk mengonsumsi obat sesuai dengan anjuran dokter.
3. Stimulan
Stimulan dapat menyebabkan suhu tubuh yang sangat tinggi, masalah jantung, tekanan darah tinggi, kejang atau tremor.
Selain itu penyaalahgunaan stimulan bisa membuat seseorang mengalami halusinasi, agresivitas, dan paranoia.
Ketergantungan fisik dan kecanduan
Dikarenakan obat resep yang sering disalahgunakan maka hal ini mengaktifkan pusat penghargaan otak, ketergantungan dan kecanduan fisik mungkin terjadi.
1. Ketergantungan fisik
Ketergantungan fisik adalah respons tubuh terhadap penggunaan jangka panjang.
Baca Juga: Jelang Hari Kanker Anak Internasional, Kenali Jenis Kanker yang Berkembang pada si Kecil
Di mana orang yang secara fisik bergantung pada obat mungkin memerlukan dosis yang lebih tinggi untuk mendapatkan efek yang sama.
Tapi mungkin juga mengalami gejala putus obat saat mengurangi atau menghentikan obat secara tiba-tiba.
2. Kecanduan
Orang yang kecanduan obat dapat memiliki ketergantungan fisik, tetapi mereka juga secara kompulsif mencari obat.
Bahkan orang tersebut terus menggunakan obat walaupun obat yang dikonsumsi itu menyebabkan masalah yang signifikan dalam hidup mereka.
Selain kompliksi di atas, seseorang yang menyalahgunakan obat juga mampu mengalami konsekuensi potensial lainnya, seperti:
- Terlibat dalam perilaku berisiko
- Menggunakan obat-obatan terlarang atau rekreasional
- Terlibat dalam kejahatan
Baca Juga: Sambut Hari Persatuan Farmasi Indonesia, Pahami Penggolongan Obat Berdasarkan Jenisnya
- Kecelakaan kendaraan bermotor
- Menurunnya prestasi akademik atau kerja
- Hubungan bermasalah
Dari ulasan di atas, dapat semakin dipahami bahwa penyalahgunaan obat itu dapat menimbulkan komplikasi yang serius dan berpotensi menghilangkan nyawa.
Agar tidak mengalai komplikasi tersebut, alangkah baiknya jika apapun jenis obatnya itu dikonsumsi sesuai resep yang dianjurkan ya.
(*)