Perempuan berusia 51 tahun ini merupakan polwan (polisi wanita) pertama yang jadi dokter forensik di Indonesia.
Ia bercerita, tugas pertama yang ia dapatkan adalah mengidentifikasi korban bom Bali I pada 2002.
Setelah itu, Sumi ingin lebih mendalami dunia forensik dengan melanjutkan studi kedokteran forensik di Universitas Diponegoro pada 2002-2005.
Saat menyelesaikan proses studinya, Sumi juga pernah mendapat tugas mengidentifikasi korban bom Kedutaan Besar Australia di Jakarta (2004), kecelakaan pesawat Mandala di Medan (2005), dan bom Bali II (2005).
Tak hanya itu, Sumi juga terus menjalani pendidikan spesialisnya seperti mengikuti kursus DVI di Singapura pada 2006, kursus DNA di Malaysia (2007), dan kursus identifikasi luka ledakan di Perth, Australia (2011).
Perempuan kelahiran 23 Agustus 1970 ini juga pernah mengikuti sejumlah pertemuan ahli forensik dunia.
Sumi mengatakan jika profesi sebagai dokter forensik memerlukan ketelitian yang tinggi dan kesabaran dalam menentukan akurasi identitas jenazah.
”Saya lebih memilih tidak mengidentifikasi jenazah dibandingkan melakukan identifikasi yang salah,” ujar Sumi.
Sumi juga bercerita mengenai kendala yang kerap dihadapi dokter forensik Indonesia.
Baca juga: Sosok Marie Thomas, Dokter Perempuan Pertama yang Kenalkan Kontrasepsi di Indonesia
Kendala yang biasanya dihadapi Tim forensik DVI Indonesia terletak pada keinginan pihak keluarga atau pemerintah untuk segera mengetahui hasil identifikasi dalam waktu singkat.
"Ada dugaan, kami mempersulitlah. Padahal, semua membutuhkan proses agar hasil identifikasi kami dapat dipertanggungjawabkan," ujarnya.
Ketertarikan Sumi dalam dunia forensik semakin telihat jelas saat ia bekerja selama dua bulan penuh dalam tugas identifikasi korban pesawat AirAsia QZ 8501 pada 2015.
Kini Sumi menjabat sebagai kepala Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat II Prof. Awaloeddin Djamin Semarang.
Diketahui Sebelumnya pada 2019 Sumi pernah menjabat sebagai kepala Instalansi Forensik RS Bhayangkara Tk.I R. Said Sukanto.
Wah, Kawan Puan! Sungguh inspiratif ya sosok Sumi Hastry Purwanti! (*)