Ini Alasan Kamila Andini Membuat Film Before, Now & Then (Nana)

Firdhayanti - Kamis, 17 Februari 2022
Kamila Andini bersama ibunya.
Kamila Andini bersama ibunya. Instagram.com/kamilandini

"Iya, banyak yang tidak tau bahwa Sunda adalah salah satu heritage saya. Saya bangun, tumbuh, berada dikeseharian mereka. Salah satu alasan saya membuat film ini sesungguhnya adalah untuk mama dan nenek-nenek saya," ungkapnya. 

Peran ibu dalam prestasi yang diraih di industri film sangat penting bagi Kamila. 

Ia senang bisa menyaksikan budaya Sunda yang ditampilkan di film Before, Now & Then (Nana). 

"Saya sadar bahwa saya tidak akan bisa sampai sini tanpa dukungan dan doa Mama Rika. Pelukannya menjadi kekuatan terbesar saya. Bahagia sekali bisa berbagi malam itu dengan Mama, menonton bahasa dan budaya kami di Berlinale," katanya. 

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Kamila Andini (@kamilandini)

Dalam parapuan.co, film Before Now & Then (Nana) mengambil latar belakang tahun 1960-an, film ini merupakan kisah hidup seorang perempuan bernama Raden Nana Sunarni (Happy Salma). 

Perempuan ini pun akhirnya memutuskan untuk menetap di Bandung dan menikah dengan laki-laki yang berasal dari keluarga menak.

Nana bertemu dengan perempuan simpanan suaminya yang sebelumnya ia tak pernah ketahui.

Memiliki nasib yang sama, keduanya justru saling memberikan dukungan sebagai sesama perempuan.

Baca Juga: Hadir di Festival Film Berlin, Laura Basuki Senang Film Before, Now & Then Dapat Ulasan Positif

Selain mengangkat kisah perempuan, film ini juga menyoroti sejarah Indonesia di masa 60-an yang penuh dengan intrik politik. 

Proyek film Before Now & Then (Nana) juga mendapat Purin Pictures Autumn Grant 2021 saat masih dalam proyek produksi.  

Tak sampai di situ, proyek film Before, Now & Then (Nana) juga menjadi satu-satunya proyek yang mendapatkan pendanaan tahap paska produksi dari lembaga yang berbasis di Bangkok itu. (*)

Sumber: Instagram,Parapuan
Penulis:
Editor: Aulia Firafiroh


REKOMENDASI HARI INI

Bocah 7 Tahun di Banyuwangi Diperkosa, Kenapa Anak Masih Rentan Jadi Korban Kekerasan?