Parapuan.co - Kondisi kesehatan reproduksi perempuan sangat berkaitan dengan menstruasi.
Menjelang dan selama menstruasi, kebanyakan dari Kawan Puan mengalami sejumlah gejala, mulai dari mood swing hingga perut yang mengalami nyeri hebat.
Kondisi kesehatan reproduksi perempuan tersebut seringkali membuat sebagian dari kita merasa tidak nyaman hingga mengganggu aktivitas sehari-hari.
Tak sedikit juga yang meyakini bahwa rahim perempuan membesar hampir dua kali lipat dari ukuran normalnya setiap bulan selama periode menstruasi.
Secara singkat, pembesaran rahim selama menstruasi dibenarkan oleh sejumlah ahli.
Menurut University of Rochester Health Center via Shape, organ reproduksi perempuan yang terletak di panggul antara kandung kemih dan rektum dalam kondisi normal akan terlihat berongga, berbentuk seperti buah pir, dan seukuran kepalan tangan.
Obgyn Sherry Ross, MD, FACOG menjelaskan bahwa selama menstruasi kadar estrogen tubuh meningkat sehingga menyebabkan lapisan rahim menebal sebagai persiapan untuk adanya embrio. Artinya secara teknis, ukuran rahim sedikit membengkak selama menstruasi.
Jika kondisi kesehatan organ kewanitaan berupa pembuahan tidak terjadi, lapisan tersebut akan luruh dan dalam beberapa hari pembengkakan selama menstruasi akan berkurang. Pada akhirnya, rahim akan kembali ke ukuran normalnya.
Secara statistik, rahim biasanya akan bertambah besar sekitar 10-15 persen selama menstruasi.
Baca Juga: Mengenal Fibroid Rahim, Masalah Kesehatan Seksual dan Reproduksi Perempuan
Sementara untuk kesehatan reproduksi perempuan, perasaan berat dan nyeri yang mungkin dialami selama menstruasi itu tidak ada kaitannya dengan ukuran rahim yang membesar di masa haid, jelas Dr. Ross.
Sebaliknya, kombinasi peningkatan aliran darah ke daerah tersebut dan hormon yang berfluktuasi menjadi penyebab timbulnya gejala seperti kembung dan nyeri payudara.
Bisakah rahim yang membesar menjadi tanda potensi masalah kesehatan?
Menurut National Uterine Fibroid Foundation, rata-rata rahim memiliki ukuran dengan kisaran 3 hingga 4 inci kali 2,5 inci.
Ukuran rahim ini bisa tumbuh membesar karena sejumlah alasan.
Menurut Ross, adanya kondisi tersebut tidak selalu menjadi pertanda adanya suatu masalah kesehatan kesehatan organ kewanitaan, catat Dr. Ross.
Apakah pertumbuhan rahim menjadi perhatian atau tidak akan tergantung pada ukuran "normal" dari masing-masing rahim.
Selain itu, juga dipengaruhi jika ada gejala lain yang mungkin dialami seorang perempuan bersamaan dengan perubahan ukuran.
Baca Juga: Kesehatan Seksual dan Reproduksi Perempuan: Mengenal Kondisi Rahim Terbalik
Untuk mengetahui ukuran rahim, kamu bisa melakukan USG panggul transvaginal untuk melihat dimensi yang tepat dari rahim kamu.
Misalnya jika durasi atau gejala menstruasi berubah, apalagi sampai mengganggu aktivitas, maka sebaiknya melakukan pemeriksaan dengan obgyn.
Pasalnya, ada banyak penyebab potensial dari adanya pertumbuhan rahim.
Kehamilan, fibroid, adenomiosis, dan kanker rahim bisa jadi penyebab pertumbuhan rahim.
Dengan kata lain, penting untuk mengetahui lebih dulu ukuran dan bentuk rahim kamu, serta ukuran yang akurat dari rahim normal dan membesar.
Selain mempertimbangkan pemeriksaan USG panggul transvaginal, disarankan juga untuk mendapatkan pemeriksaan panggul.
"Disarankan untuk mendapatkan pemeriksaan panggul tahunan yang dilakukan oleh seorang profesional terlatih," saran Ross.
Melalui pemeriksaan tersebut, gambaran apakah rahim memiliki ukuran dan bentuk yang normal.
Jadi, dapat dikatakan ukuran rahim membesar saat kondisi kesehatan reproduksi perempuan mengalami periode menstruasi.
(*)
Baca Juga: Vaksinasi HPV, Serba-Serbi Pencegahan Primer untuk Kanker Serviks