Parapuan.co - Strategi pemasaran Fighter Brand telah banyak dipakai perusahaan di Indonesia.
Sebut saja di antaranya Aqua yang meluncurkan Vit, Garuda dengan Citilink, atau Pantene dengan Rejoice.
Contoh penerapan dalam Fighter Brand Strategy, Vit diluncurkan sebagai produk dengan harga terjangkau untuk menyaingi Aqua yang premium.
Strategi pemasaran semacam ini dinilai bisa membingungkan kompetitor, apakah akan bersaing dengan produk harga murah atau yang premium.
Pertanyaannya, apakah strategi pemasaran Fighter Brand ini efektif diterapkan untuk semua jenis produk?
Seberapa efektif penerapannya untuk meningkatkan penjualan suatu produk dari brand tertentu?
Temukan jawabannya sebagaimana dikutip dari brandingstrategyinsider.com di bawah ini!
Efektivitas strategi Fighter Brand
Fighter Brand Strategy disebut merupakan salah satu strategi branding tertua yang ada di dunia pemasaran.
Baca Juga: Strategi Marketing Hari Valentine bagi E-commerce hingga Usaha Travel
Strategi ini ialah sebuah respons klasik terhadap kompetitor dengan harga lebih rendah, yang membuat perusahaan akhirnya meluncurkan merek lebih murah.
Dengan begitu, perusahaan bisa menyerang atau menyaingi kompetitor sekaligus melindungi produk premium mereka tanpa perlu menurunkan harganya.
Merek baru tersebut secara khusus juga diciptakan untuk memerangi kompetitor yang mengancam mencuri pangsa pasar dari merek utama (premium) perusahaan.
Maka itu, tak heran semakin banyak perusahaan mengeluarkan merek baru untuk berjuang di pasaran sembari mempertahankan ekuitas produk premium yang ada.
Apabila strategi ini berhasil, merek baru tidak hanya dapat mengalahkan kompetitor dengan harga terjangkau.
Akan tetapi, merek tersebut bisa saja membuka pasar baru dengan target konsumen yang mungkin berbeda dibandingkan sebelumnya.
Kendati demikian, tidak sembarang perusahaan bisa berhasil menerapkan strategi semacam ini.
Bila sudah ada yang menerapkan di suatu industri, akan sulit bagi produk sejenis untuk mengaplikasikan Fighter Brand Strategy pula.
Salah satu alasannya, penerapan strategi pemasaran serupa belum tentu memberikan hasil yang sama.
Belum lagi, strategi semacam itu bakal lebih sulit diterapkan perusahaan yang skalanya belum besar.
Bisa dibilang, strategi pemasaran Fighter Brand kurang cocok diaplikasikan pada usaha mikro.
Demikian tadi informasi mengenai seberapa besar keberhasilan Fighter Brand Strategy dalam meningkatkan penjualan.
Mudah-mudahan keterangan di atas berguna bagi Kawan Puan!
Baca Juga: Mengenal Strategi Fighter Brand yang Dipakai Merek Terkenal di Indonesia
(*)