Parapuan.co - Dalam acara Riyadh Summit 2020, Indonesia telah ditetapkan untuk memegang presidensi Group of Twenty atau G20.
Pada 31 Oktober 2021 lalu, Indonesia telah melakukan serah terima dengan Italia di Roma terkait presidensi tersebut.
Ini berarti, Indonesia akan memegang presidensi selama satu tahun penuh.
Adapun waktunya dimulai sejak 1 Desember 2021 sampai dengan serah terima presidensi berikutnya pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) pada akhir tahun 2022.
Indonesia pun menjadi tuan rumah untuk berbagai rangkaian agenda dan pertemuan G20.
Kiprah dan Posisi Indonesia di G20
Untuk pertama kalinya, G20 tahun 2022 dilaksanakan di Indonesia lho, Kawan Puan.
Ini merupakan kali pertama Indonesia sebagai tuan rumah selama bergabung menjadi anggota G20 sejak forum internasional tersebut dibentuk pada 1999.
Saat itu, Indonesia ada dalam tahap pemulihan setelah krisis ekonomi 1997-1998.
Baca Juga: Apa Saja Peran Nyata G20 bagi Perekonomian Global? Ini Penjelasannya
Indonesia juga dinilai sebagai emerging economy yang mempunyai ukuran dan potensi ekonomi sangat besar di kawasan Asia.
Negara kita adalah satu-satunya anggota ASEAN (The Association of Southeast Asian Nations) dan G20 yang berperan penting dalam pemulihan kesehatan dan perekonomian dunia.
Indonesia menduduki peringkat ke-10 dalam daftar paritas daya beli (Purchasing Power Parity) di antara anggota G20.
Selain itu Indonesia juga menjadi kekuatan pasar baru (New Established Emerging Market) dengan PDB di atas 1 Triliun dolar AS.
Agenda Finance Track Batal Digelar di Bali
Sebelumnya, saat diumumkannya KTT G20 yang direncakanan dilaksanakan di Bali, terdapat sekitar 150 pertemuan yang akan digelar di beberapa kota.
Sekitar 19 kota selain Bali akan dilibatkan, seperti Jakarta, Bogor, Semarang, Solo, Batam - Bintan, Medan, Yogyakarta, Bandung, Sorong, Lombok, Surabaya, Labuan Bajo, Danau Toba, Manado, Malang, dan lainnya.
Akan tetapi, naiknya kasus varian Covid-19 Omicron membuat acara rangkaian G20 jalur keuangan atau finance track di Bali dibatalkan oleh Kementrian Keuangan (Kemenkeu), seperti melansir dari Kompas.com.
Pembatalan tersebut tercantum dalam Surat Nomor S-3/G20.33/2022 yang bersifat sangat segera.
Baca Juga: Ini Dia Rangkaian Agenda dan Pertemuan dalam G20 2022 di Indonesia
Acara yang dibatalkan adalah penyelenggaraan 2nd FCBD (Finance and Central Bank Deputy) dan 1st FMCBG (Finance Minister Central Bank Governor) yang rencananya diadakan 15-18 Februari 2022 di Nusa Dua, Bali.
Menurut Sekretaris I Panitia Pelaksanaan Pertemuan G20 Bidang Logistik, Rudy Rahmaddi, kegiatan yang diputuskan untuk dipindahkan dari Bali ke Jakarta hanya dua pertemuan.
Dua pertemuan tersebut yaitu 2nd FCBD dan 1st FMCBG yang dijadwalkan pada tanggal 15-18 Februari 2022.
Hal ini sejalan dengan preferensi para delegasi G20 yang memilih untuk mempertimbangkan risiko transit Jakarta- Bali, seiring dengan paparan Omicron.
Lebih lanjut dia menegaskan, pemindahan dari Bali ke Jakarta ini hanya bertukar waktu dengan rencana pelaksanaan 2nd FMCBG di bulan Juli 2022 yang rencana semula di Jakarta, akan dialihkan ke Bali.
Dengan ini, Bali tetap merupakan tempat utama pelaksanaan acara G20 2022. (*)
Baca Juga: Mengenal Dua Isu Besar yang Dibahas dalam KTT G20 2022, Ada Finance dan Sherpa Track