Pada tahun 2010, Emilie Wapnick pertama kali menemukan istilah multipotentialite yang berarti dicapai, mudah beradaptasi, serba bisa, fungsional, berbakat, banyak akal, terampil, terampil, berbakat, mampu, gesit, serba guna, ambidextrous, fasih, cekatan, cerdik, banyak sisi, beragam.
Ia kemudian memperluas definisi multipotentialite dalam bukunya yang berjudul How to Be Everything.
Namun cara multipotentialite berpikir, belajar, berkreasi, dan bekerja terkadang berbenturan dengan norma-norma spesialis.
Pasalnya multipotentialite kerap mencari pekerjaan yang memberikan jobdesk bervariasi dan stabilitas yang cukup.
Berbeda dengan spesialis yang hanya bisa berfokus pada satu bidang, multipotentialite justru menganggap memiliki banyak minat dapat menyeimbangkan kebutuhan untuk mengeksplorasi untuk membuat kemajuan pada banyak proyek.
Saat sesama multipotentialite berkumpul, mereka biasanya berbagi ide, cepat belajar, cepat beradaptasi, dan memiliki pemikiran gambaran besar.
Multipotentialite juga biasanya memiliki kemampuan untuk mengintegrasikan berbagai ide yang beragam dan suka memecahkan masalah yang kompleks dan multifaktorial.
Apakah Kawan Puan juga seorang multipotentialite? (*)