Hal ini dilakukan untuk menghindari tanggung jawab keuangan pada diri sendiri, sehingga memungkinkan salah satu pihak tidak dapat menggunakan uang tersebut untuk membeli kebutuhan atau keinginannya.
Namun, tindakan kekerasan finansial dalam hubungan suami istri ini dapat dihindari dengan adanya keterbukaan finansial.
2. Mengontrol akses keuangan secara berlebihan
Adanya salah satu pihak dalam hubungan pernikahan yang mengontrol keuangan secara berlebihan menjadi salah satu tanda adanya kekerasan finansial.
Tindakan tersebut termasuk memutuskan secara sepihak penggunaan uang tunai dan kartu kredit atau debit untuk kebutuhan sehari-hari.
Perjanjian adanya pengelolaan keuangan sehari-hari dilakukan oleh salah satu pihak memang tidak salah.
Namun, disarankan keduanya dapat memiliki akses informasi keuangan dan bersama-sama serta bersinergi memutuskan bagaimana cara membelanjakan uang.
3. Menyebabkan terlilit utang
Baca Juga: 5 Manfaat Frugal Living, Gaya Hidup Hemat yang Bisa Bantu Capai Tujuan Finansial