Tiap tahun, Indonesia mengimpor 1,6 juta ton gandum dari Ukraina.
“Karena sedang perang pasti ada gangguan distribusi dan mereka (Ukraina) mungkin tidak akan ekspor karena meningkatnya kebutuhan dalam negeri,” jelas Tulus.
Jika konflik tersebut terus berlanjut, maka pasokan akan terganggu.
Hal ini tentu berimbas pada lonjakan harga gandum di pasaran.
Tulus juga mengungkapkan kemungkinan terkurasnya devisa Indonesia untuk impor karena konflik tersebut.
“Jadi kalau kita menggemari roti atau mie instan berarti devisa kita akan semakin terkuras karena kita harus impor.
"Risikonya sangat bergantung pada harga impor, kecuali pemerintah punya uang banyak untuk mensubsidi atau memberi insentif, ya sudah kita sebagai bangsa pariah dalam bahan pangan menjadi sangat tergantung,” kata Tulus.
Sebagaimana diketahui, Rusia telah melakukan invasi terhadap Ukraina sejak 24 Februari 2022 lalu.
Sejumlah kota-kota dihujani bom oleh Rusia, termasuk Kiev, ibukota dari Ukraina.