Parapuan.co - Setiap tanggal 8 Maret, seluruh perempuan di dunia memperingati International Women’s Day atau Hari Perempuan Internasional.
Momen yang spesial ini menjadi waktu yang tepat untuk kembali mengapresiasi perjuangan setiap perempuan di dunia, termasuk perjuangan para aktivis yang tak pernah menyerah membela hak perempuan.
Salah satu sosok menginspirasi yang gigih menyuarakan hak perempuan adalah Kate Walton, seorang aktivis asal Australia yang aktif di berbagai kegiatan feminis di Indonesia.
Perempuan yang mengaku pernah menjadi anti-feminis itu tak pernah menyangka akan berkecimpung serta terjun langsung membela hak perempuan, kelompok minoritas, dan marjinal.
Pandangannya terhadap feminisme berubah kala ia ditugaskan sebagai relawan melalui sebuah program oleh pemerintah Australia dan ditempatkan di Koalisi Perempuan Indonesia (KPI) di Kendari, Sulawesi Tenggara pada tahun 2012.
Terinspirasi oleh para aktivis perempuan di KPI, Kate mulai aktif berkontribusi di berbagai kegiatan dan organisasi perempuan.
Namun sayangnya, setelah tujuh tahun meniti karier dan fokus membantu memperjuangkan hak perempuan serta kelompok minoritas lainnya, perempuan kelahiran 19 Desember 1987 itu terpaksa harus kembali ke negara asalnya pada Juni tahun 2019.
Ya, Kate dideportasi dan dicekal untuk masuk ke Indonesia. Yang sangat disayangkan, hingga saat ini ia tak pernah mengetahui alasan jelas dan masuk akal di balik pencekalan tersebut.
Pasalnya memang, selama bertahun-tahun tinggal di Indonesia, perempuan yang merupakan salah satu penggagas aksi solidaritas Women’s March Jakarta itu mengaku tak pernah melakukan hal kontroversial.
Baca Juga: Kate Walton, Aktivis asal Australia yang Aktif Perjuangkan Hak Perempuan di Indonesia