Parapuan.co - Keterampilan pengelolaan uang bukan hanya perlu dimiliki orang dewasa, melainkan juga anak-anak sedari dini.
Pasalnya, anak-anak perlu mendapatkan literasi keuangan yang cukup agar saat dewasa pengaturan keuangannya sudah cukup baik.
Selaras dengan itu, penelitian Financial Literacy in Children (2011) bahkan mengungkap hampir semua orang tua menganggap literasi keuangan untuk anak penting dipelajari.
Sayangnya, penelitian yang dilakukan Prudential seluruh Asia itu juga menunjukkan bahwa hanya 13 persen orang tua yang percaya anak mereka punya keterampilan pengelolaan uang yang baik.
Maka itu, PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia) terus berkomitmen untuk berperan aktif meningkatkan literasi keuangan sedini mungkin melalui inisiatif Cha-Ching.
Berdasarkan rilis pers yang PARAPUAN terima, kurikulum Cha-Ching yang fokus untuk literasi keuangan ini dikembangkan untuk anak-anak berusia 7-12 tahun.
Tujuan dari kurikulum ini adalah memperkenalkan konsep dasar pengelolaan keuangan kepada anak-anak usia 7-12 tahun.
Menariknya, kurikulum Cha-Ching dikemas dalam serangkaian video musik berdurasi tiga menit. Program ini sekarang tersedia di 10 pasar di Asia.
Lantas, apa saja yang diajarkan dalam kurikulum Cha-Ching?
Baca Juga: Lakukan Ini Agar Anak-Anak Mampu Mengatur Keuangannya Sendiri
Ada empat konsep dasar keuangan yang diajarkan dalam kurikulum Cha-Ching sebagai salah satu cara untuk meningkatkan literasi keuangan untuk anak sedini mungkin.
- Memperoleh (Earn),
- Menyimpan (Save),
- Membelanjakan (Spend),
- Menyumbangkan (Donate).
Hal ini bermanfaat sebagai bekal anak-anak terkait pengetahuan manajemen keuangan agar mereka lebih bertanggung jawab dalam menggunakan uang mereka.
Alhasil, program ini juga dapat membantu membangun masa depan yang lebih aman bagi diri mereka sendiri dan keluarga mereka.
Salah satu program yang ditujukan untuk mengembangkan program Cha-Ching adalah Cha- Ching Financial Literacy Conference yang diadakan secara virtual pada 18-19 Februari 2022.
Konferensi terbuka untuk publik ini mengumpulkan pendidik, pakar industri, pembuat kebijakan, dan akademisi dari seluruh dunia.
Konferensi ini pun menyoroti kemajuan yang telah dicapai di bidang edukasi literasi finansial, dan kolaborasi seperti apa yang dibutuhkan untuk semakin meningkatkan tingkat literasi masyarakat.
Dalam pidato pembukaannya, Donald Kanak, Chairman of Prudence Foundation mengatakan, “Penelitian menunjukkan bahwa upaya edukasi finansial harus dimulai sedini mungkin."
Baca Juga: Penting! Hindari 10 Kesalahan Ini Saat Mengajarkan Anak Soal Keuangan
"Karena anak-anak sudah mulai mengembangkan kemampuan dasar untuk mengelola keuangan sejak usia tujuh tahun," tambah Donald.
"Melalui program Cha-Ching, kami terus berinovasi membekali generasi masa depan dengan pengetahuan, keterampilan, dan perilaku keuangan, sehingga mereka mampu membuat keputusan keuangan yang lebih baik dalam hidup,” tambah Donald.
Kurikulum Cha-Ching diperkenalkan pada 2016 oleh Prudence Foundation bekerja sama dengan JA Asia Pacific untuk memudahkan guru memberikan edukasi finansial secara terstruktur di kelas.
Hingga kini program tersebut telah diluncurkan di 8 negara dan menjangkau lebih dari 500.000 murid dan lebih dari 10.000 guru di benua Asia dan Afrika.
Sedangkan untuk di Indonesia, kurikulum Cha-Ching diperkenalkan pada 2017 dan telah berhasil mendidik lebih dari 160.000 murid dan melatih 5.300 guru di 2.900 sekolah dasar di Indonesia, seperti di Jabodetabek, Sidoarjo, Trenggalek dan Blitar.
Indrijati Rahajoe, Chief Human Resources and Community Investment Officer Prudential Indonesia mengatakan, “Dalam empat tahun terakhir, jumlah murid di Indonesia yang terpapar literasi keuangan melalui Kurikulum Cha-Ching meningkat sebanyak lima kali lipat, dengan rata-rata peningkatan pengetahuan literasi keuangan murid sebesar 12% pasca pembelajaran.
Selain itu, menurut sebagian besar guru yang berpartisipasi di program ini sebagai pengajar, materi Kurikulum Cha-Ching mudah dipahami oleh murid karena mengemas konsep dasar keuangan secara kreatif untuk menarik minat belajar anak- anak.
Selain bemanfaat untuk anak-anak, kurikulum Cha-Ching juga dapat membantu para guru atau tenaga pengajar sebagai konten pembelajaran yang interaktif dan menarik tentang penerapan mengelola keuangan sejak dini.
Baca Juga: Catat! Ini 3 Konsep Finansial saat Mengajarkan Anak tentang Uang Digital
Tak hanya itu, para orang tua juga merasakan manfaatnya dalam membimbing anak-anaknya untuk mulai belajar mengatur keuangan sejak dini secara menarik melalui kanal digital.
“Literasi keuangan berperan sangat penting dalam membantu individu maupun masyarakat meraih kesejahteraan finansial.
Harapan kami, kurikulum Cha-Ching dapat diterapkan sebagai kurikulum nasional sehingga semakin banyak anak Indonesia yang terpapar literasi keuangan.
Dengan memberikan edukasi finansial sedini mungkin kepada anak-anak, kita tidak hanya membantu membangun kualitas sumber daya manusia yang melek finansial, tapi juga mewujudkan masa depan yang lebih baik bagi Indonesia,” tutup Indrijati. (*)