Nai diketahui belajar menulis lewat sejumlah sastrawan tersohor seperti Budi Darma, Seno Gumira Ajidarma, dan Sutardji Calzoum Bachri.
Karya Djenar Maesa Ayu
Nai banyak menelurkan karya kontroversi yang memicu kritik dan pujian.
Meski mendapat banyak pertentangan, Nai tetap pada pendiriannya dan terus mengembangkan kreativitasnya.
Ia tetap mengekspresikan dirinya lewat menulis.
Nai juga diketahui sangat suka menulis soal dunia perempuan dan seksualitas.
Karya pertamanya, berbentuk cerpen yang berjudul “Lintah” (2002).
Cerpen tersebut bertema feminisme yang kemudian dimuat oleh Kompas.
Setelah itu, karya Nai banyak tersebar di berbagai media massa Indonesia, seperti Kompas, The Jakarta Post, Republika, Koran Tempo, Majalah Cosmopolitan, dan Lampung Post.
Baca juga: