"Karena saya sebagai direktur perempuan, ternyata situasi perceraian dianggap mengganggu karier saya. Karena saya dianggap sebagai role model perempuan tapi kok cerai. Jadi saya mengundurkan diri sebagai direktur," cerita Nani.
Tak lama setelah itu, Nani ditawari pekerjaan oleh Komnas Perempuan.
"Lalu saya ditawari pekerjaan oleh Komnas Perempuan yang pada saat itu baru dibangun, untuk mendokumentasikan kehidupan para janda di wilayah konflik," cerita ibu tiga anak ini.
Alasan Mendirikan PEKKA
Perceraian yang dialami Nani, ternyata menyisakan banyak luka pada dirinya termasuk karier. Ia mengaku harus kehilangan karier yang ditekuninya selama bertahun-tahun akibat pandangan orang soal status perceraiannya.
"Saat bercerai, saya melalui proses pengadilan yang sangat pahit. Yang pertama, soal perceraian itu sendiri, yang kedua soal perebutan hak asuh anak. Dari proses itu, saya akhirnya tahu betapa susahnya jadi perempuan kepala keluarga," cerita Nani.
Bagi Nani, apa yang terjadi pada dirinya adalah hal yang sulit. Ia mengaku tidak bisa membayangkan bagaimana nasib perempuan di daerah pelosok yang senasib dengan dirinya.
"Saya membayangkan, bagaimana jika hal yang terjadi kepada saya, terjadi kepada para perempuan di desa-desa yang tidak seperti saya. Yang tidak memiliki kesempatan mengenyam pendidikan setinggi yang saya peroleh, tidak punya teman sebanyak yang saya punya. Pasti mereka menghadapi kondisi yang lebih susah dari saya," lanjut Nani.
Baca juga: Mengenal Dita Karang, Idol Kpop asal Indonesia yang Isi Soundtrack A Business Proposal
Akhirnya ia mendirikan Pemberdayaan Perempuan Kepala Keluarga (PEKKA) yang digagas pada akhir tahun 2000.
PEKKA sendiri merupakan rencana awal Komnas Perempuan yang bertujuan untuk mendokumentasikan kehidupan janda di wilayah konflik lewat Program Pengembangan Kecamatan (PPK).
"Dari tugas Komnas Perempuan inilah, saya kemudian menggagas suatu inisiatif yaitu perempuan kepala keluarga untuk menggambarkan perempuan yang bercerai," cerita Nani lagi.
PEKKA diketahui menyediakan beberapa program bagi perempuan, salah satunya kelas kepemimpinan yang bernama Akademi Paradita.
Tak hanya itu, ada beberapa program PEKKA lainnya yang bisa Kawan Puan lihat di website resminya pekka.or.id.
Nah, itu tadi fakta mengenai sosok Nani Zulminarni yang sudah bertahun-tahun berkecimpung di dunia aktivisme perempuan.
Selain berani mengambil keputusan, sosok Nani Zulminarni juga begitu menginspirasi bagi para janda ya. (*)