Lalu ia menemukan sebuah surat pembaca dalam majalah itu.
"Tidak adil jika laki-laki mendapatkan cokelat dari perempuan di Hari Valentine, tapi mereka tidak membalasnya.
"Mengapa mereka tidak memberi kami sesuatu? Seperti saputangan, permen, atau marshmallow," tulis surat pembaca dalam majalah itu.
Ishimura lalu mendapat ide, jika perempuan akan senang menerima hadiah seperti marshmallow sebagai balasan atas hadiah di Hari Valentine, maka akan menyenangkan jika ditetapkan hari khusus di mana laki-laki pun bisa mengungkapkan rasa terima kasih untuk pasangan.
Ishimura memanfaatkan popularitas Hari Valentine, dengan cara mengajak setiap laki-laki untuk berterima kasih kepada perempuan, dalam hal ini pasangannya, dengan memberi marshmallow berisi cokelat.
Akhirnya, satu bulan setelahnya atau tepatnya pada 14 Maret, ditetapkan sebagai hari membalas pemberian hadiah atau White Day.
Tapi belakangan ini, tradisi White Day tak hanya terbatas pada pasangan saja, tapi juga bisa dirayakan bersama anggota keluarga, sahabat, teman kantor dan kerabat.
Sebab, Jepang adalah salah satu negara yang sangat menghargai sebuah simbol kasih sayang dari seseorang.
Baca Juga: 10 Ungkapan Kasih Sayang untuk Pasangan dan Sahabat di Hari Valentine
Secara umum, pemberian hadiah adalah tradisi lama atau praktik budaya yang sudah berlangsung lama di Jepang.
"Artinya jika kita menerima hadiah di hari spesial, maka kita juga berkewajiban untuk membalasnya. Ini tidak didasarkan pada hal romansa semata," kata profesor studi budaya di University of California, Setsu Shigematsu.
White Day pun bukan hanya dirayakan di Jepang saja, tapi juga di beberapa negara lain seperti Korea Selatan dan Taiwan.