Parapuan.co - Tak terasa sebentar lagi kita akan menyambut datangnya bulan suci Ramadan.
Ramadan menjadi momentum yang baik untuk mengajarkan anak pada kebaikan.
Meski mengajarkan kebaikan sesungguhnya tak kenal waktu, namun momentum jelang bulan puasa ini nampak menjadi momen yang pas.
Terlebih kita masih berada di tengah masa pandemi yang sudah 2 tahun kita jalani.
Psikolog Anak dan Keluarga Samanta Elsener, M.Psi, menjelaskan bahwa setiap anak memiliki potensi menjadi anak yang hebat.
"Agar si Kecil dapat menjadi anak hebat serta tumbuh dan berkembang secara optimal, para orang tua harus membekali si Kecil dengan kemampuan kognitif dan sosial emosional dengan memberikan stimulasi yang sesuai agar ia memiliki keterampilan yang lengkap serta tumbuh menjadi anak yang pandai, berani dan baik hati," ujar Samanta, di acara Virtual Press Conference:
Gerakan Anak Hebat Berbagi Kebaikan di Bulan Ramadhan, Kamis (17/3/2022).
"Di masa yang menantang ini, tentunya orang tua harus lebih kreatif dalam menciptakan berbagai aktivitas yang juga dapat memberikan stimulasi untuk anak," tambahnya.
Menurut Samanta, bulan Ramadan menjadi salah satu momentum yang tepat untuk melakukan langkah awal mengajarkan nilai-nilai kebaikan pada anak.
“Bulan Ramadan juga merupakan salah satu momen yang tepat sebagai langkah awal untuk mengajarkan nilai-nilai pendidikan seperti kebersamaan, ikatan keluarga, kesabaran dan empati, dimana nilai-nilai tersebut menjadi alasan yang mendasari untuk berbagi kebaikan," jelasnya.
Baca Juga: 4 Kebiasaan Baik yang Harus Diajarkan Orang Tua Kepada Anaknya
Samanta pun menjelaskan bahwa semua itu bisa dimulai dari contoh sederhana yang diberikan oleh orang tua.
"Orang tua bisa memberikan contoh dalam berbuat kebaikan dimulai dari hal yang sederhana, misalnya dengan mencontohkan perbuatan kebaikan bersama saudara sekandung di rumah atau mengajarkan makna kebaikan dengan membuat pesan dukungan yang positif kepada teman-teman,” terangnya.
Rasa berbagi dan berkeinginan untuk berbuat baik adalah perilaku yang dapat dipelajari dan dipupuk sedari dini di mana si Kecil sudah dapat diarahkan serta diberikan contoh untuk berbagi dan mulai mempelajari konsep berbagi dari orang-orang terdekat.
"Berbuat baik juga memiliki dampak yang positif terhadap tumbuh kembang anak, yaitu dapat menumbuhkan rasa bahagia dan percaya diri dalam diri anak, seperti anak merasa dibutuhkan dan dihargai, anak terlatih untuk berpikir secara objektif terhadap kondisi orang lain dan dirinya serta terlatih untuk menumbuhkan empati, yang dapat menjadi modal dasar di masa depan kelak," ungkap Samanta.
Untuk mengajarkan kebaikan, artis sekaligus Mom Influencer yang juga seorang Ibu Hebat BEBELAC Putri Titian berbagi pengalaman.
Istri Junior Liem ini pun mengaku selalu ada kekhawatiran akan tumbuh kembang anak-anaknya.
“Sebagai seorang Ibu aku merasa khawatir akan tumbuh kembang si Kecil, terutama di masa golden age dikarenakan social distancing dan mininmya interaksi anak dengan teman sebaya-nya. Karena itu saya selalu berusaha mencari inspirasi yang dapat merangsang stimulasi melalui cara kreatif baru dan menarik untuk mendukung tumbuh kembang anak secara optimal walaupun di saat pandemi,” aku perempuan yang akrab disapa Tian ini.
Tian menambahkan, tidak hanya agar tumbuh menjadi anak yang sehat, aktif dan pandai, sebagai orang tua aku juga ingin agar ia tumbuh menjadi anak yang baik hati.
Baca Juga: 4 Cara Efektif Mengatasi Anak yang Suka Memanjat dari Tempat Tidur
"Untuk itu sedini mungkin aku mulai mencontohkan pada si Kecil untuk berbuat kebaikan dan menumbuhkan sifat empatinya kepada sesama, dimulai dari hal sederhana seperti berbagi dengan teman, menyayangi adiknya dan membantu Ibu dirumah,” ungkapnya.
Sejalan dengan hal itu, menyambut bulan Ramadan ini, BEBELAC meluncurkan sebuah inisiatif yaitu melalui kegiatan Gerakan Anak Hebat Berbagi Kebaikan untuk tetap mendukung pertumbuhan anak-anak Indonesia agar menjadi anak-anak yang tidak hanya aktif, sehat dan pandai, tetapi juga memiliki kebaikan hati dan jiwa sosial yang tinggi.
Gerakan Anak Hebat adalah sebuah wadah persembahan BEBELAC untuk menginspirasi, informasi serta edukasi tentang bagaimana cara mendidik si Kecil agar tumbuh menjadi tiga nilai yang karakter Anak Hebat yaitu anak yang pandai, berani serta memiliki kebaikan hati.
“Tak dapat dipungkiri, situasi pandemi selama dua tahun belakangan memiliki tantangan tersendiri bagi anak Indonesia, khususnya social distancing yang membatasi interaksi antara anak dan lingkungan serta teman sebaya-nya yang tentunya memengaruhi tumbuh kembang si Kecil secara optimal. Namun sebagai orang tua, kita harus tetap memberikan stimulasi kreatif pada si Kecil agar keterampilan mereka tetap terasah serta mendukung stabilitas emosional buah hati untuk membentuk karakter dan moral yang baik sebagai bekal kehidupan-nya di masa mendatang,” kata Marketing Manager BEBELAC, Anissa Permatadhieta Ardiellaputri.
Paket Anak Hebat merepresentasikan tiga nilai inti program Gerakan Anak Hebat yaitu:
1. Happy heart yang diwujudkan dalam bentuk boneka lembut berbentuk binatang yang dapat memberikan rasa aman, rasa terlindungi pada anak seakan menggantikan posisi orang yang disayangi.
2. Happy brain yang diwujudkan dalam aktivitas stimulasi berbentuk kegiatan seni.
3. Happy tummy yang diwujudkan dalam bentuk paket nutrisi untuk kebutuhan zat gizi dan nutrisi lengkap pada tumbuh kembang anak.
Baca Juga: Berapa Banyak Mainan yang Dibutuhkan Anak? Ini Penjelasan Pakar
Ketiga benda ini dapat membantu stimulasi perkembangan si Kecil agar tumbuh menjadi Anak Hebat, yaitu anak yang pandai, berani dan baik hati meskipun mereka harus berada di rumah dengan segala keterbatasan yang ada selama pandemi berlangsung.
“Kami berharap kegiatan Gerakan Anak Hebat Berbagi Kebaikan di bulan Ramadan ini dapat memberikan manfaat yang lebih luas bagi anak-anak Indonesia untuk dapat hidup sehat dan bahagia serta memberikan inspirasi bagi para orang tua untuk mengajarkan si Kecil berbuat kebaikan kepada sesama yang juga akan berdampak pada kemampuan interaksi sosialnya di masa mendatang sehingga ia dapat tumbuh menjadi anak yang sehat dan bahagia”, tutup Anissa.
(*)