Tujuan dari diadakannya peragaan busana ini adalah untuk merayakan keberagaman wastra Indonesia dan budayanya melalui kolaborasi fashion yang unik.
"Modest fashion adalah industri terbesar di Indonesia. Perbedaan utama dari produk Indonesia dengan produk lain di seluruh dunia adalah kentalnya pengaruh budaya di produk-produk kita," ujar Franka Soeria, co-founder #Markamarie and founder Council of Modest Fashion
"Budaya kita diterjemahkan dalam desain ready to wear dan menghasilkan koleksi yg unik dan sarat akan sentuhan seni yang bermakna. Kita membawa pilihan lain ke dalam arena global modest fashion," tambahnya lagi.
Sementara itu, Safiya Abdallah, founder dari Dulce by Safiya mengatakan bahwa tekstil Indonesia membuatnya jatuh cinta pada pandangan pertama.
"Awalnya saya hanya melihat lewat foto dan sudah tertarik, ketika saya menerima kainnya di tangan saya, saya jatuh cinta! Kualitas desainnya sangat indah dan unik" ujarnya yang mengolah kain dari Putrimas dan Tenun Pringgasela.
Sedangkan Noora Al Alawi, creative director dari Nuna Atelier mengatakan bahwa ia terkejut dengan kerumitan dan keindahan dari kain nusantara.
"Saya cukup terkejut ketika tahu kain Indonesia cara pembuatannya begitu sulit dan semua handmade. Kualitas dan standar dari kain kain yang saya terima sangatlah tinggi. Saya semangat mengolah kain ini ke dalam desain desain saya," ujarnya ketika menerima kain dari Agung Bali Collection.
Nuna yang karya-karyanya kerap dipakai oleh artis Hollywood ini memadankan koleksinya dengan karya Indonesia yaitu aksesoris dari Lamops, jam dari Pala Nusantara dan tas Rorokenes.
Penampilan para desainer Indonesia dan kain wastra nusantara oleh desainer Dubai ini pun menapatkan sambutan baik dari media, influencer hingga pembeli di Uni Emirat Arab.
(*)
Baca Juga: Dipakai Dewi Sandra di Dubai, Vivi Zubedi Bocorkan Inspirasi VZ Monogram