Selanjutnya, dilakukan pengecekan kondisi kulit kepala dengan alat khusus yang terhubung ke komputer. Melalui layar komputer, tim Parapuan bisa melihat kondisi kulit kepala secara detail. Dokter Gracia pun menjelaskan kondisi tersebut beserta penyebab-penyebabnya.
Menurut dr Gracia, kulit kepala berketombe pada perempuan biasanya disebabkan oleh faktor hormonal dan stres. Sebab, stres dapat mengacaukan keseimbangan hormon sehingga berpengaruh pada kerja kelenjar minyak di kulit kepala.
“Reaksi stres membuat kelenjar minyak menjadi semakin aktif. Akhirnya, kulit kepala lebih gampang berminyak, lalu timbul banyak ketombe. Kalau enggak ditangani, kondisi ini bisa menyebabkan infeksi jamur,” jelas dr Gracia.
Selain itu, kulit kepala gatal akibat ketombe juga bisa disebabkan oleh kebiasaan membiarkan rambut dalam kondisi lembap. Kondisi ini bisa terjadi ketika Kawan Puan tidur atau mengikat rambut dalam keadaan rambut masih basah.
Baca Juga: Rambut Rontok hingga Ketombe, Ketahui Ini 5 Kesalahan saat Keramas
Kondisi lembap bisa memicu pertumbuhan jamur dan bakteri di kulit kepala. Oleh sebab itu, ketombe disertai rasa gatal pun rentan muncul.
Untuk mengatasi hal tersebut, dr Gracia merekomendasikan untuk memilih sampo yang tepat. Ia mengatakan, perawatan sebaiknya dilakukan menggunakan sampo dengan kandungan yang lembut di kulit kepala. Satu hal lain yang tidak kalah penting, kata dr Gracia, adalah mencukupi kebutuhan nutrisi tubuh.
“Kadang kita enggak memperhatikan pola makan, terutama saat stres. Pada akhirnya nutrisi kita enggak tercukupi. Hal ini tentu akan berpengaruh pada kesehatan kulit kepala, bahkan membuat kulit kepala kering,” ungkapnya.
Setelah melakukan konsultasi seputar kondisi rambut dengan dr Gracia, tim Parapuan pun diarahkan untuk memasuki ruangan treatment. Ruangan tersebut terdiri dari dua tempat tidur untuk pasien, lengkap dengan alat-alat treatment Erha yang canggih.