TB yang resistan terhadap obat
Tuberkulosis juga tetap menjadi pembunuh utama karena meningkatnya strain yang resistan terhadap obat.
Seiring waktu, beberapa kuman Kemenkes Ungkap TBC di Indonesia Sangat Tinggi, Berikut Upaya Menanggulanginya
Kapan harus ke dokter?
Temui dokter jika kamu demam, penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan, keringat malam yang basah kuyup atau batuk terus-menerus.
Ini sering merupakan indikasi TB tetapi juga dapat diakibatkan oleh kondisi lain. Juga, temui dokter jika merasa telah terpapar TB.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit merekomendasikan bahwa orang yang memiliki peningkatan risiko TB diskrining untuk infeksi TB laten.
Rekomendasi ini mencakup orang-orang yang:
- Terkena HIV/AIDS
- Gunakan obat IV
- Sedang melakukan kontak dengan orang yang terinfeksi
- Berasal dari negara di mana TB biasa terjadi, seperti beberapa negara di Amerika Latin, Afrika dan Asia
- Tinggal atau bekerja di daerah di mana TB biasa terjadi, seperti penjara atau panti jompo
- Bekerja di perawatan kesehatan dan mengobati orang dengan risiko tinggi TB
- Apakah anak-anak yang terpajan dengan orang dewasa berisiko TB ?
Komplikasi
Tanpa pengobatan, TBC bisa berakibat fatal. Penyakit aktif yang tidak diobati biasanya mempengaruhi paru-paru Anda, tetapi juga dapat mempengaruhi bagian lain dari tubuh.
Komplikasi tuberkulosis meliputi:
- Sakit tulang belakang. Nyeri punggung dan kekakuan adalah komplikasi umum dari tuberkulosis.
- Kerusakan sendi. Arthritis yang diakibatkan oleh tuberkulosis (arthritis tuberkulosis) biasanya mempengaruhi pinggul dan lutut.
- Pembengkakan selaput yang menutupi otak (meningitis). Hal ini dapat menyebabkan sakit kepala yang berlangsung lama atau intermiten yang terjadi selama berminggu-minggu dan kemungkinan perubahan mental.
- Masalah hati atau ginjal. Hati dan ginjal membantu menyaring limbah dan kotoran dari aliran darah. Tuberkulosis pada organ tersebut dapat mengganggu fungsinya.
- Gangguan jantung. Jarang, TBC dapat menginfeksi jaringan yang mengelilingi jantung, menyebabkan peradangan dan pengumpulan cairan yang dapat mengganggu kemampuan jantung untuk memompa secara efektif. Kondisi ini, yang disebut tamponade jantung, bisa berakibat fatal.
(*)