Srikandi untuk Negeri, Cerita Nala Amirah Bangun Green Welfare di Usia 15 Tahun

Tim Parapuan - Diperbaharui Minggu, 25 Juni 2023
Srikandi untuk Negeri: Founder Green Welfare, Nala Amirah.
Srikandi untuk Negeri: Founder Green Welfare, Nala Amirah. Dok. Instagram @nalaamirah

Parapuan.co - Nala Amirah, Srikandi untuk Negeri kita punya cerita menarik saat mendirikan dan memimpin organisasi Gree Welfare yang berfokus pada isu lingkungan saat dirinya berusia 15 tahun dan tengah duduk di bangku kelas satu SMA.

Jika kebanyakan siswa SMA fokus merencanakan pendidikan selanjutnya, jurusan kuliah apa yang ingin diambil, dan akan kuliah di mana, perempuan bernama lengkap Nala Amirah Putri Denza itu sudah mendirikan organisasinya sendiri.

Kisahnya dalam membangun organisasi non-profit tersebut diceritakan dalam acara peringatan Hari Perempuan Internasional bertajuk The Power of women in Nature yang diadakan oleh Generation Girl beberapa waktu lalu.

“Aku memulai Green Welfare hampir tiga tahun yang lalu, pas aku kelas 10, saat aku berusia 15 tahun. Enggak berencana Green Welfare akan tumbuh sebesar dan sejauh ini,” ujarnya dalam bahasa Inggris.

Organisasi yang resmi dibangun pada 2020 itu berawal dari kekhawatirannya tentang jejak karbon makanan yang tanpa disadari oleh banyak orang, sebenarnya hal tersebut berkontribusi pada perubahan iklim.

“Dari situ aku sadar aku ingin mengedukasi orang-orang bahwa ada cara lain untuk mengurangi jejak karbon, yaitu dengan conscious eating, terutama mengurangi konsumsi daging,” tegas Nala.

Berawal dari rasa kekhawatiran dan keinginan untuk mengedukasi orang lain, Srikandi untuk Negeri kita ini pun langsung memulai eksekusinya dengan kampanye dan proyek distribusi makanan nabati ke komunitas yang membutuhkan.

“Dengan cara itu, kita bukan berkontribusi pada jejak karbon makanannya, tetapi juga ada sisi kesejahteraan sosial dan tanggung jawab sosial,” ungkapnya.

Meskipun awalnya hanya berencana untuk menuntaskan satu proyek, perempuan lulusan SMA Labschool Cibubur itu akhirnya memutuskan untuk melanjutkan membangun Green Welfare dengan berbagai kampanye, terutama dalam hal keterkaitan antara makanan dan perubahan iklim.

Baca Juga: Srikandi untuk Negeri Asal Yogyakarta Berdayakan Lulusan SLB Lewat Bisnis Mainan Anak

Aktif di Berbagai Organisasi

Sejak 2021 lalu, rupanya Nala Amirah tidak hanya fokus membangun Green Welfare bersama rekan-rekannya.

Perempuan yang tertarik dengan banyak isu di dunia lingkungan itu juga terlibat di berbagai organisasi besar lainnya.

Salah satunya ialah International Telecommunication Union (ITU) yang merupakan bagian dari United Nations (UN), di mana Nala berperan sebagai Youth Campaigner di The World Summit on the Information Society Forum (WSIS).

Nala Amirah juga merupakan bagian dari ASEAN Youth Organization sejak 2020, di mana saat ini ia memegang posisi sebagai Digital Engagement Officer di AYO-Enviro, yang fokus pada isu serta perkembangan lingkungan.

Tak hanya itu, perempuan yang juga aktif di berbagai kegiatan sukarelawan itu ialah salah satu Project Officer, Growth, & Fundraising Team di UN Sustainable Development Solutions Network Youth (SDSN Youth).

Tantangan sebagai Pemimpin Perempuan Muda

Memimpin Green Welfare di usia yang masih terbilang muda, Nala tentunya kerap dihadapi oleh tantangan, khususnya karenanya adanya perbedaan usia di organisasi yang dipimpinnya.

“Salah satu batasan terbesar untukku adalah menemukan garis untuk memastikan bahwa semua orang dapat berkomunikasi dan memvisualisasi visi yang sama, berapapun usianya,” ujarnya.

Baca Juga: Srikandi untuk Negeri, Ratnawati Sutedjo, Berdayakan Penyandang Disabilitas Lewat Precious One

Ia kemudian mengatakan, bahwa di sanalah ia mengalami kesulitan sebagai pemimpin.

“Untukku pribadi, agak aneh mungkin aku memimpin tim yang sebenarnya tim aku sendiri lebih memenuhi syarat dan memiliki pengalaman daripada aku. That’s where it’s hard for me as a leader,” aku Nala.

Maka dari itu, sebagai pemimpin pun Nala masih terus belajar dari rekan-rekannya di Green Welfare dan menerapkan secara langsung apa yang ia pelajari.

Nala juga percaya, untuk mencapai visi dan misi organisasinya, ia harus mendengarkan ide dari rekan-rekannya yang lain.

“Apabila kamu ingin mencapai visi dan misi internal, dengarkanlah ide orang lain karena kamu tidak akan pernah tau apa yang sudah mereka alami atau apa yang mereka tahu,” lanjutnya.

“Aku pikir perbedaan usia di Green Welfare juga membantu kita bisa perspektif berbeda dari berbagai macam umur dan pengalaman,” tutup Nala dalam kesempatan itu.

Kawan Puan, itulah cerita Srikandi untuk Negeri Nala Amirah di balik terbentuknya organisasi Green Welfare yang ternyata dimulai dari rasa kekhawatirannya terhadap isu perubahan iklim.

Di usianya yang masih sangat muda, ia telah berhasil membawa perubahan kecil di lingkungan sekitarnya melalui organisasi yang dibangunnya.

Baca Juga: Srikandi untuk Negeri, Stephanie Nursalim Berdayakan Perempuan Lewat Fesyen

(*) 

Sumber: LinkedIn,Liputan
Penulis:
Editor: Aghnia Hilya Nizarisda


REKOMENDASI HARI INI

Ada Budi Pekerti, Ini 3 Film Indonesia Populer yang Bertema Guru