CDC Ungkap 2 Tes untuk Mendiagnosis TBC, Baik dari Kulit Maupun Darah

Anna Maria Anggita - Jumat, 25 Maret 2022
Tes untuk mendiagnosis TBC
Tes untuk mendiagnosis TBC Marcus Chung

Parapuan.co - Tuberkolusis (TBC) merupakan suatu penyakit yang menyerang paru-paru dan disebabkan oleh bakteri mycobacterium tuberculosis.

TBC ini dapat menyebar dari orang ke orang melalui udara.

Sebab ketika penderita TBC paru batuk, bersin atau meludah, mereka mendorong kuman TBC ke udara, alhasil individu lain pun menghirup beberapa kuman ini dan akhirnya terinfeksi.

Adapun beberapa gejala TBC yang paling umum, yakni:

- Batuk berdahak dan kadang berdarah

- Nyeri dada

- Tubuh lemah dan berat badan turun

- Demam dan keringat malam

Apabila sudah bermunculan gejala di atas, alangkah baiknya segera memeriksakan diri ke dokter untuk mendapat diagnosis, sehingga TBC pun dapat ditangani dengan tepat.

 Baca Juga: Sering Diabaikan, Kenali Tanda Nyeri Menstruasi Karena Endometriosis

Diagnosis TBC

Dilansir dari laman resmi Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), cdc.gov, mengungkap bahwa ada dua jenis tes TBC yakni skin test dan blood test.

1. Skin test

Skin test atau tes kulit TBC yang juga dikenal sebagai Mantoux tuberculin skin test (TST) ini memerlukan dua kunjungan dengan penyedia layanan kesehatan.

Pada kunjungan pertama tes kulit akan ditempatkan dan selanjutnya kunjungan kedua penyedia layanan kesehatan membaca tes.

Langkah yang dilakukan dalam melakukan tes kulit yakni:

- Tes kulit TBC dilakukan dengan menyuntikkan sejumlah kecil cairan (disebut tuberkulin) ke dalam kulit di bagian bawah lengan

- Seseorang yang diberikan tes kulit tuberkulin harus kembali dalam waktu 48 hingga 72 jam agar petugas kesehatan mencari reaksi pada lengannya.

Baca Juga: Menkes Ungkap 3 Faktor Mengapa Masyarakat Mengalami Masalah Kesehatan Gigi dan Mulut

- Hasil apakah orang terkena TBC nantinya tergantung pada ukuran area yang terangkat, keras atau bengkak.

Apabila hasil tes kulit menunjukkan orang tersebut terinfeksi bakteri TBC maka diperlukan tes tambahan untuk mengetahui apakah individu ini memiliki infeksi TB laten atau penyakit TB.

Sementara jika hasil negatif maka tubuh orang tersebut tidak bereaksi terhadap tes, dan infeksi TB laten atau penyakit TB tidak mungkin terjadi.

2. Blood test

Tes TBC berikutnya yakni blood test alias tes darah yang disebut pula sebagai interferon-gamma release assays atau IGRA.

Sebagai informasi ada dua tes darah TB disetujui oleh Food and Drug Administration (FDA) AS dan tersedia di Amerika Serikat yakni QuantiFERON®-TB Gold Plus (QFT-Plus) dan tes T-SPOT®.TB (T-Spot).

Darah yang sudah diambil dari pasien akan dikirimkan ke laboratorium untuk dianalisis.

Seandainya hasil tes darah TB positif maka berarti orang tersebut telah terinfeksi bakteri TB.

Tes tambahan diperlukan untuk menentukan apakah orang tersebut memiliki infeksi TB laten atau penyakit TB.

Baca Juga: 4 Tips Menyusui Bayi Baru Lahir agar ASI Lancar Menurut Konselor Laktasi

Sedangkan bila tes darah TB negatif menunjukkan bahwa darah orang tersebut tidak bereaksi terhadap tes dan kemungkinan infeksi TB laten atau penyakit TB tidak ada.

Apabila tes menunjukkan hasil positif, tentu pihak layanan kesehatan akan merawat dan memberi obat agar tubuh pasien pulih kembali.

Nah, Kawan Puan, dari ulasan di atas dapat diketahui bahwa alangkah baiknya jika sudah muncul gejala segera diperiksakan, supaya kondisi tidak semakin buruk ya.

(*)



REKOMENDASI HARI INI

BRI Diduga Terkena Ransomware, Kenapa Bank Jadi Target Utama Kejahatan Digital?