Parapuan.co - Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menjadi salah satu kawasan di Indonesia yang kaya akan hidden gem.
Pasalnya ada berbagai tempat wisata di Yogyakarta baik itu candi, gunung, maupun pantai.
Tak hanya itu, Yogyakarta yang akan menjadi salah satu tuan rumah Presidensi G20 Indonesia ini juga memiliki kebudayaan yang sangat istimewa.
Mengutip dari Instagram resmi @indonesia.g20, daerah dengan banyak hidden gem ini dijadikan sebagai lokasi Presidensi G20 Indonesia karena memiliki daya tarik tersendiri dan masih erat mempertahankan konsep nilai-nilai luhur dan tradisi budaya Jawa.
Di mana budaya inilah yang menjadi modal dalam pengembangan Kota Yogyakarta di masa mendatang, termasuk pada sektor pariwisata.
Dari hal tersebut diketahui bahwa Yogyakarta bukan hanya kaya akan tempat wisatanya, ya, melainkan juga tradisi adatnya.
Mengutip dari sumber yang sama, berikut ini empat tradisi di Yogyakarta yang masih terlaksana hingga saat ini. Yuk, simak apa saja!
1. Sekaten
Sebagai rekomendasi tempat wisata, Yogyakarta memiliki tradisi yang dinamakan sebagai Sekaten.
Baca Juga: Jadi Hidden Gem, Ini 5 Tips Berkunjung ke Pantai Mawun Lombok
Diketahui bhawa upacara tradisional Sekaten ini diselenggarakan untuk memeringati Nabi Muhammad S.A.W yang diadakan setiap tanggal 5-11 Raibul Awal.
Adapun beberapa acara penting pada perayaan Sekaten di Yogyakarta yang memiliki banyak hidden gem ini antara lain:
- Gamelan yang dimainkan di halaman Masjid Agung Keraton .
- Pembacaan riwayat hidup Nabi Muhammad.
- Rangkaian pengajian di serambi Masjid Agung.
Selain itu ada pula puncak acara yakni Grebeg Maulud sebagai bentuk syukur pihak istana dengan keluarnya sejumlah gunungan untuk diperebutkan oleh masyarakat.
2. Labuhan Parangkusumo
Rekomendasi tempat wisata ini juga memiliki tradisi yang disebut dengan Labuhan Parangkusumo.
Baca Juga: Hidden Gem di Jakarta yang Cocok Jadi Tempat Piknik di Akhir Pekan
Labuhan Parangkusumo merupakan upacara adat yang dilakukan untuk memohon keselamatan dan membuang segala macam sifat buruk dengan cara menyiapkan sesaji.
Perlu diketahui bahwa Labuhan sendiri memiliki makna yaitu membuang, meletakkan, atau menghanyutkan.
Dalam pelaksanannya, pemberian sesaji di Parangkusumo ini dilakukan dengan dua cara yaitu ditanam dan dilabuh, yang mana benda sesaji ditaman di dekat batu besar di Parangkusumo, semntara sebagian lain dilemparkan ke lautan yang disebut dengan ubarampe labuhan.
3. Saparan
Tradisi lain di Yogyakarta yakni Saparan atau Bekakak yang dilaksanakan unyuk mengenang jasa abdi dalam kesayangan Sri Sultan Hamengkubuwono I, yaitu Ki Wirosuto.
Upacara ini dilaksanakan pada bulan Sapar dalam kalender Jawa.
Sebagai informasi persembahan dalam upacara ini berupa replika sepasang pengantin yang terbuat dari tepung ketan dan cairan gula jawa.
4. Siraman Pusaka
Selanjutnya ada tradisi yang disebut sebagai Siraman Pusaka.
Baca Juga: Tanam Puluhan Ribu Bibit di Bali, Brand Ini Dukung Pariwisata Berkelanjutan
Siraman Pusaka adalah tradisi memandikan pusaka milik Ngarsa Dalem atau Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat.
Upacara ini bertujuan untuk menghormati dan merawat pusaka-pusaka yang ada dengan dibersihkan secara teratur tiap tahun. Sehingga segala tanda kerusakan dapat ditangani segera.
Nah, Kawan Puan dari ulasan di atas dapat diketahui bahwa Yogyakarta bukan hanya kaya akan hidden gem, ya, tapi juga budaya yang layak dipelajari dan dilestarikan. (*)