Parapuan.co – Bagi investor saham, Anda pasti tak asing dengan istilah blue chip. Anda juga pasti sudah paham emiten apa saja yang masuk kategori saham blue chip 2022.
Blue chip sendiri merupakan jenis saham yang dimiliki oleh perusahaan dengan kondisi finansial stabil, mapan, bermodal besar, serta memiliki pangsa pasar luas.
Istilah blue chip dikenalkan oleh Oliver Gingold pada 1924 setelah terinspirasi dari permainan poker. Untuk diketahui, blue chip pada permainan poker mewakili nilai dollar Amerika Serikat (AS) tertinggi ketimbang chip warna lain.
Karena kesamaan karakteristik, Gingold pun menamai saham-saham papan atas seharga 200-250 dollar AS per lembar. Saham-saham ini berasal dari emiten unggulan atau papan atas. Istilah blue chip pun secara perlahan mulai dikenal oleh para investor.
Di Indonesia, saham yang termasuk dalam kategori blue chip biasanya terdiri dari emiten-emiten yang terdaftar dalam indeks LQ45. Indeks ini terdiri 45 perusahaan yang telah diseleksi oleh Bursa Efek Indonesia berdasarkan kriteria tertentu.
Salah satu kriteria itu adalah emiten masuk 60 saham teratas dengan kapitalisasi pasar tertinggi dalam 12 bulan terakhir.
Baca Juga: Ingin Menabung Saham Pakai Gaji UMR? Yuk Simak Tipsnya
Beberapa perusahaan yang termasuk dalam Indeks LQ45 adalah PT Bank Mandiri dengan kode emiten BMRI, PT Bukalapak.com (BUKA), PT Astra Internasional (ASII), PT Bank Central Asia (BBCA), PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI), dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI).
Selain itu, PT XL Axiata (EXCL), PT Indofood Sukses Makmur (INDF), PT Gudang Garam (GGRM), dan PT Kalbe Farma (KLBF).
Keuntungan berinvestasi saham blue chip 2022
Karena karakteristiknya yang stabil dan likuid, saham blue chip 2022 direkomendasikan untuk dibeli oleh investor. Selain itu, emiten yang terdaftar pada indeks LQ45 juga biasanya sudah punya kredibilitas dan kemampuan dalam menghadapi dinamika pasar. Dengan begitu, nilai harga saham blue chip cenderung minim risiko terjun bebas atau perusahaannya pailit.
Saham blue chip 2022 juga dapat digunakan oleh investor untuk berinvestasi dalam jangka panjang. Sebab, nilai saham ini cenderung mengalami peningkatan seiring waktu.
Dilansir dari laman Axio88, emiten saham blue chip juga memberikan dividen kepada investor tiap tahun. Dividen dapat menjadi keuntungan tambahan bagi investor.
Risiko berinvestasi blue chip
Meski cenderung stabil, investasi saham blue chip juga tetap memiliki risiko kerugian seperti instrumen lain. Pada awal masa pandemi Covid-19, misalnya, saham blue chip mengalami penurunan nilai.
Baca Juga: Cocok untuk Investor Pemula, Ini Kelebihan dan Kekurangan Saham Blue Chip
Kabar baiknya, penurunan nilai pada saham blue chip tidak sedalam seperti saham-saham lain. Bahkan, penurunannya lebih rendah dari nilai Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Bila investor jeli, momen penurunan saham blue chip bisa dijadikan waktu tepat untuk membelinya. Sebab, nilai saham tersebut berpotensi membaik sehingga dapat mendatangkan keuntungan dari selisih nilai.
Itulah penjelasan seputar saham blue chip 2022 di Indonesia. Semoga bermanfaat bagi Anda yang ingin berinvestasi di instrumen saham.
Disclaimer : setiap investasi berpotensi menimbulkan imbal hasil keuntungan serta risiko kerugian. Oleh karena itu, sebelum memulai, pahami seluk-beluk instrumen investasi.