Parapuan.co - Kawan Puan, kamu tentu sudah tak asing lagi, kan, dengan film bertajuk Yuni yang sempat ramai dibicarakan akhir tahun 2021 lalu?
Di balik kesuksesan film tersebut, terdapat sosok bernama Kamila Andini, seorang sutradara perempuan Indonesia yang telah dikenal lewat karya-karyanya.
Kecintaan serta dedikasi perempuan kelahiran Jakarta, 6 Mei 1986 itu terhadap dunia perfilman telah membawanya menorehkan berbagai prestasi serta penghargaan atas karyanya.
Seperti apa perjalanan karier serta perjuangan seorang Kamila Andini di industri perfilman Tanah Air? Dalam rangka memperingati Hari Film Nasional, Rabu (30/3/2022), yuk simak kisahnya berikut ini!
Perjalanan karier Kamila Andini di industri film
Tak pernah berpikir akan terjun ke dunia perfilman Tanah Air mengikuti jejak sang ayah yang merupakan seorang sutradara, Garin Nugroho, Kamila Andini awalnya memiliki ketertarikan di dunia fotografi.
Perempuan yang merupakan alumnus jurusan Mass Communication di Melbourne International of Business and Technology, Australia itu justru sempat merasa takut akan bekerja di bawah bayang-bayang ayahnya.
Namun, dikutip dari Tribunnews, ketika duduk di sekolah menengah atas, ia justru merasa malu karena tidak mengetahui banyak tentang karya ayahnya ketika teman-temannya melontarkan pertanyaan.
Sejak saat itulah Dini, sapaan akrabnya, mulai terlibat dengan komite film. Kariernya di industri ini sendiri dimulai sekembalinya ia ke Indonesia setelah menyelesaikan studi di Australia.
Baca Juga: Seperti Kamila Andini, Ini Cara dan Syaratnya Menjadi Sutradara Film
Kala itu, Kamila Andini mulai bekerja sebagai sutradara, di mana ia terlibat sebagai pengarah video musik grup band Ungu dan Slank, serta dokumenter tentang musik dan laut.
Debut filmnya sendiri dimulai di usianya yang baru menginjak 24 tahun, yakni pada tahun 2009 ketika ia membantu sang ayah mengarahkan film bertajuk Generasi Biru.
Pada tahun 2011, Dini debut film layar lebar pertamanya yang berjudul The Mirror Never Lies, yang mana film tersebut membutuhkan waktu lebih dari dua tahun untuk penelitiannya serta dua bulan untuk proses pembuatannya.
Diproduksi bersama dengan World Wide Fund for Nature (WWF), The Mirror Never Lies berhasil diputar di lebih dari 30 festival di seluruh dunia.
Film yang juga tayang di Festival Film Internasional Berlinale dan diproduksi bersama dengan sang ayah serta Nadine Chandrawinata tersebut juga berhasil mendapatkan pujian dari para kritikus film.
Sejumlah prestasi berhasil Dini torehkan dari karyanya tersebut, antara lain Earth Grand Prix untuk film lingkungan terbaik di Festival Film Internasional Tokyo, penghargaan FIPRESCI, International Federation Film Critics di Festival Film Internasional Hong Kong, dan Best Children Film di Asia Pacific Screen Awards.
Tak hanya itu saja, perempuan yang juga merupakan lulusan Sociology and Media Arts di Deakin University, Melbourne, Australia itu juga pernah masuk ke dalam nominasi Sutradara Terbaik di Festival Film Indonesia (FFI) 2011.
Di tahun 2015, ia juga pernah merilis film pendek bertajuk Following Diana yang lagi-lagi dipilih di festival film internasional, kali ini merupakan Festival Film Internasional Toronto.
Kemudian pada tahun 2016, ia kembali merilis film pendek berjudul Memoria yang menceritakan kisah kehidupan perempuan penyintas kekerasan seksual di Timor Leste.
Baca Juga: Kiprah Nia Dinata, Sutradara Perempuan Indonesia yang Berhasil Raih Banyak Prestasi
Kamila Andini kemudian kembali mencuri perhatian usai merilis karya lainnya di tahun 2017, yakni The Seen and the Unseen, yang juga berhasil mendapat pujian dari para kritikus dan berhasil meraih penghargaan di Festival Film Adelaide pada tahun 2019.
Karya terakhirnya, Yuni yang dirilis pada tahun 2021 lalu juga berhasil membawa pulang penghargaan di Festival Film Internasional Toronto.
Lewat berbagai karyanya, Kamila Andini kerap mengangkat isu mengenai sosial budaya, kesetaraan gender, serta isu lingkungan yang merupakan isu-isu yang diminatinya.
Perjuangan Kamila Andini sebagai sutradara perempuan dan seorang ibu
Sebagai sutradara perempuan yang bekerja di industri yang didominasi oleh laki-laki, Dini harus berjuang dan bekerja lebih keras dari yang lain untuk meraih kesuksesan.
Apalagi, ia juga merupakan ibu dari dua orang anak, sehingga penting baginya untuk menyeimbangkan perannya sebagai ibu sekaligus sutradara.
Sebelum menikah, Dini mengaku ia melihat dunia film bukanlah sesuatu yang bergender, di mana semuanya memiliki kesetaraan.
“Tapi semua kemudian berubah saat saya menikah dan punya anak. Berubah 180 derajat. Saya baru merasa dunia film itu maskulin sekali. Karena ketika kita shooting di tempat-tempat yang berat, waktunya jadi enggak menentu. Kerja dari pagi sampai ketemu pagi lagi,” ujarnya kepada Kompas.id, dikutip Selasa (29/3/2022).
Hal ini tentunya tidak dirasakan oleh Dini kecil, sebab meskipun sang ayah sibuk shooting di luar selama berbulan-bulan, ia masih diurus oleh sang ibu.
Baca Juga: Mengenal Profesi Produser Film yang Membuat Dian Sastro Tertantang
Setelah memiliki peran ganda sebagai ibu sekaligus sutradara, ia bahkan mengatakan pernah mengajak bayinya yang saat itu masih berusia satu tahun ke lokasi shooting film The Seen and the Unseen (2017).
Saat itu ia juga tengah mengandung anak keduanya.
Itulah yang menurutnya tantangan terberat selama bekerja, maka dari itu menurutnya penting untuk menciptakan lingkungan kerja yang kondusif.
Baginya, memastikan bahwa semua kru dan pemeran film memahami bahwa mereka tengah bekerja dengan seorang sutradara yang juga seorang ibu merupakan hal penting.
“Saya butuh untuk bekerja dengan tim yang bisa membuat nyaman dan memahami kondisi itu. Jadi kita semua bisa sama-sama bekerja. Sejauh ini semua tim, kru, dan cast saya paham dan menyadari itu,” pungkas perempuan berusia 35 tahun itu.
Memiliki dua orang anak sekaligus pekerjaan tetap di industri yang didominasi laki-laki, Kamila Andini nyatanya telah berhasil membuktikan bahwa perempuan pun bisa mendobrak batasan-batasan yang ada.
Ketika sudah menjadi seorang ibu sekalipun, ia menunjukkan bahwa perempuan pun bisa meraih kesuksesan dan tetap menorehkan berbagai prestasi.
Inspiratif sekali, ya! (*)
Baca Juga: Ingin Seperti Mira Lesmana? Ini Cara dan Syarat Menjadi Produser Film