Slow Living Bukanlah Menjalani Kehidupan yang Lambat, Tetapi Pas!

Saras Bening Sumunar - Kamis, 31 Maret 2022
Menerapkan pola hidup slow living
Menerapkan pola hidup slow living Photo by Jake Melara on Unsplash

Parapuan.co - Di dunia yang bergerak dinamis, banyak dari kita dituntut untuk serba cepat dalam melakukan sesuatu.

Bukan tanpa alasan, kehidupan yang serba cepat ini dipengaruhi oleh banyak hal, mulai dari perkembangan teknologi dan informasi hingga pencapaian orang lain.

Kondisi ini juga lebih dikenal dengan istilah hustle culture.

Sayangnya, hustle culture justru membuat Kawan Puan memiliki waktu yang tidak terbatas hingga melupakan waktu me time.

Dengan kata lain, dampak buruk dari hustle culture adalah dapat membuat kita menjadi lebih mudah stres dan tertekan.

Pada kondisi tertentu, hustle culture berbahaya untuk kondisi kesehatan fisik dan mental Kawan Puan.

Untuk menyeimbangi dampak tersebut, maka kini munculah pola hidup baru yang disebut slow living.

Dalam Arisan Parapuan Episode 13: Belajar Hidup Lambat di Era yang Serba Cepat pada Kamis (31/03/2022), Irma Gustiana A, M. Psi.m CDC, founder dan psikolog klinik di @ruangtumbuh, memaparkan hal-hal terkait slow living.

Baca Juga: Apa Itu Slow Living? Pahami Gaya Hidup Lambat di Dunia Serba Cepat

"Konsepnya (slow living) bukan menjalani kehidupan yang lebih lambat, tetapi pas. Tidak lambat, tidak terlalu cepat," jelas Irma.

Artinya, slow living bukan mengajak Kawan Puan untuk bermalas-malasan melainkan menjalankan segala hal dengan penuh kesadaran.

Misal ketika bekerja, penting bagi Kawan Puan untuk tetap bertanggung jawab menyelesaikan pekerjaan dan juga meluangkan waktu untuk me time.

Arisan Parapuan Episode 13: Belajar Hidup Lambat di Dunia Serba Cepat pada Kamis (31/3/2022).
Arisan Parapuan Episode 13: Belajar Hidup Lambat di Dunia Serba Cepat pada Kamis (31/3/2022). PARAPUAN

"Setiap hari harus punya me time 15 sampai 30 menit," tegas Irma.

Me time sendiri artinya waktu untuk diri sendiri dengan melakukan aktivitas yang dapat me-recharge suasana hati atau merasa lebih baik.

Menerapkan pola hidup slow living membuat seseorang lebih fokus pada pekerjaan tanpa melupakan kebutuhan dirinya.

"Kita bisa merevisi time management kita sendiri. Dari 24 jam cari waktu paling cocok untuk me time," tambahnya.

Kemudian, Irma juga menjelaskan bahwa ketika Kawan Puan menerapkan slow living kamu akan mengalami berbegai manfaat seperti tidak merasa gelisah atas pencapaian orang lain.

Umumnya saat melihat kesuksesan orang lain, kamu cenderung merasa iri atau bahkan berusaha melampaui mereka.

Nyatanya ini hanya akan membuatmu tidak fokus dengan apa yang kamu kejar namun hanya rasa iri atas pencapaian orang lain.

Nah sekarang Kawan Puan sudah tahu kan konsep slow living dan manfaatnya!

Lebih lengkapnya Kawan Puan bisa mengunjungi video di bawah ini ya!

(*)

Baca Juga: Tips Liburan Bersama Sahabat dengan Penghasilan yang Berbeda!

  



REKOMENDASI HARI INI

Ada Budi Pekerti, Ini 3 Film Indonesia Populer yang Bertema Guru