Parapuan.co - Tanggal 2 April setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Kesadaran Autisme Sedunia atau World Autism Awareness Day.
Hari Kesadaran Autisme Sedunia ditetapkan dengan tujuan untuk menyoroti rintangan yang dihadapi para penyandang autisme dan orang lain yang hidup dengan autisme setiap hari.
Apa itu Autisme?
Autisme, juga disebut dengan Autism Spectrum Disorder (ASD) adalah kondisi yang berkaitan dengan perkembangan otak yang berdampak pada bagaimana seseorang memandang dan bersosialisasi dengan orang lain.
Kondisi ini membuat pengidap autisme mengalami masalah dalam interaksi sosial dan komunikasi. Gangguan ini mencakup pola perilaku yang terbatas dan berulang.
Istilah 'spektrum' dalam gangguan spektrum autisme juga mengacu pada berbagai gejala dan tingkat keparahan.
Kesulitan komunikasi ini membuat pengidap autisme sulit mengekspresikan diri baik dengan kata-kata, melalui gerak tubuh, ekspresi wajah, maupun sentuhan.
Orang dengan autisme mungkin memiliki masalah dalam belajar, di mana keterampilan mereka mungkin berkembang tidak merata.
Misalnya, seorang pengidap autisme mungkin mengalami kesulitan komunikasi, tapi sangat pandai dalam seni, musim matematika atau memori.
Baca Juga: Jelang Hari Kesadaran Autisme Sedunia, Ini Peran Pasangan Dukung Ibu dengan Anak Autisme
Apa saja tanda autisme?
- Kurangnya kontak mata
- Melakukan sesuatu berulang-ulang, seperti mengulang kata atau frasa
- Sensitivitas tinggi terhadap suara, sentuhan, bau, atau pemandangan yang tampak biasa bagi orang lain
- Tidak melihat atau mendengarkan orang lain
- Tidak melihat suatu objek ketika orang lain menunjuknya
- Tidak ingin dipeluk atau dipeluk
- Masalah memahami atau menggunakan ucapan, gerak tubuh, ekspresi wajah, atau nada suara
Baca Juga: Sering Dikira Sama, Kenali Ini Perbedaan Down Syndrome dan Autisme
- Berbicara dengan suara nyanyian, datar, atau seperti suara robot
- Kesulitan beradaptasi dengan perubahan rutinitas
Apa penyebab autisme?
Autisme sebagian besar disebabkan karena kelainan genetik.
Autisme empat kali lebih sering terjadi pada anak laki-laki, daripada anak perempuan.
Autisme bisa terjadi pada orang-orang dari ras, etnis, maupun latar belakang sosial apa pun.
Namun ada beberapa faktor risiko, di antaranya:
- Autisme diturunkan dalam keluarga, sehingga kombinasi gen tertentu dapat meningkatkan risiko autisme pada anak
- Ibu hamil yang terpapar obat atau bahan kimia tertentu, seperti alkohol atau obat anti kejang, lebih cenderung memiliki anak autis
Baca Juga: Tak Boleh Panik, Ini Strategi Bijak Mendisiplinkan Anak Autis
- Faktor risiko lain termasuk kondisi metabolisme ibu, seperti diabetes dan obesitas
Hingga kini belum ada obat yang bisa mengobati pengidap autisme.
Namun perawatan dini dapat membuat perbedaan besar dalam perkembangan anak autis.