Hasil Riset Ungkap Citra Tubuh Negatif Bisa Dipengaruhi Medsos, dari Gangguan Makan hingga Kecemasan

Ericha Fernanda - Minggu, 3 April 2022
Pengaruh citra tubuh negatif dari media sosial
Pengaruh citra tubuh negatif dari media sosial freepik

Parapuan.co - Media sosial dan media massa secara signifikan memiliki pengaruh terhadap penilaian citra tubuh perempuan.

Hal ini dibuktikan melalui Riset PARAPUAN bertajuk Body Positivity, yang dilakukan pada 771 responden perempuan usia 18 - 35 tahun, mulai 16 - 21 Maret 2022.

Hasilnya, kebanyakan responden menjawab agak berpengaruh (31,1%), berpengaruh (24,6%), hingga sangat berpengaruh (13,6%).

Citra tubuh atau body image menjadi isu sensitif yang tiada akhir, meski pun banyak platform yang sudah mengangkat body positivity.

Body positivity adalah gerakan sosial yang berfokus pada penerimaan tubuh, terlepas dari ukuran, bentuk, warna kulit, jenis kelamin, dan kemampuan fisik.

Selain itu, body positivity digaungkan sambil menantang standar kecantikan masa kini sebagai konstruksi sosial yang tidak diinginkan.

Menurut riset tersebut, ada 4,4% responden yang selalu merasa tidak puas terhadap tubuh sendiri, mengalami gangguan makan, atau depresi akibat penggunaan media sosial dan media massa.

Bahkan, sebesar 32,4% responden merasa takut tertinggal atau takut tidak mampu mengikuti tren kecantikan yang ada.

Tentu saja, masalah citra tubuh dapat dikritisi sebagaimana media sosial berdampak pada kesehatan mental dan body positivity itu sendiri.

Baca Juga: Simak, Ini 3 Alasan Pentingnya Menumbuhkan Kesadaran Body Positivity!

Dampak citra tubuh negatif terhadap kesehatan mental

Melansir Choosing Therapy, penampilan seseorang sering kali menjadi cara pertama kita dinilai oleh orang lain.

Ada berbagai ukuran dan bentuk tubuh pada masyarakat, tapi tak sedikit masyarakat dan media membingkai satu standar kecantikan.

Standar kecantikan tersebut sangat sulit dicapai, pasalnya setiap perempuan memiliki perbedaan yang mestinya bisa dirayakan.

Akibat merasa tidak sesuai dengan standar kecantikan, tak sedikit perempuan melakukan segala cara agar bisa disebut 'cantik'.

Ketidakpuasan tubuh muncul ketika kita tidak dapat mencapai daya tarik yang ditentukan dalam budaya masyarakat tertentu.

Akibat citra tubuh negatif seperti ini, maka dapat menyebabkan masalah kesehatan mental seperti gangguan makan, gangguan mood, dan gangguan kecemasan.

Ada gangguan makan akibat masalah citra tubuh dan ketakutan terhadap kelebihan berat badan, termasuk anoreksia dan bulimia.

Gangguan makan ini melibatkan perilaku berbahaya seperti kelaparan, muntah yang diinduksi sendiri, olahraga berlebihan, dan penyalahgunaan pencahar.

Baca Juga: Begini Tanggapan Ahli Terkait Standar Kecantikan di Masyarakat

Sering kali, citra tubuh dan berat badan menjadi fokus yang terus-menerus ditekan akibat depresi atau kecemasan yang mendasarinya.

Walaupun gangguan makan adalah hubungan yang jelas antara masalah kesehatan mental dan citra tubuh, risikonya tidak berakhir di situ.

Bagi kita yang memiliki gangguan citra tubuh, juga berisiko mengalami penurunan harga diri, kecemasan, gangguan penggunaan zat, dan ketidakpuasan tubuh.

Ketika kita tidak puas dengan berat badan atau penampilan, kita sering merasa kewalahan, tertekan, dan cemas dalam situasi sosial.

Hal ini dapat menyebabkan isolasi sosial, self-talk negatif, dan makan berlebihan untuk kenyamanan.

Nah, sebenarnya kita hanya perlu menerima tubuh tanpa harus memosisikan diri kita pada standar kecantikan di masyarakat.

Kita semua memiliki perbedaan, yang seharusnya kita jadikan peluang untuk menjadi diri sendiri dan percaya diri.

Dengan demikian, kita dapat mengurangi stres atau tekanan yang berpotensi mengganggu kesehatan mental kita.

Baca Juga: Kembali Mengenal Body Positivity dan Pentingnya Perempuan Memilikinya

(*)

Sumber: RISET PARAPUAN,Choosing Therapy
Penulis:
Editor: Linda Fitria


REKOMENDASI HARI INI

6 Bahan Alami untuk Membantu Mengatasi Masalah Biang Keringat