Halimah beranggapan, banyak orang tua merasa paling tahu apa yang terbaik buat anaknya.
Padahal hal tersebut tak sepenuhnya benar. Jika dipaksakan, keadaan itu bisa menjadi toxic parenting.
"Kita kadang sebagai orang tua ngerasa tahu yg terbaik buat anak. Nggak. Justru ketika orang tua ngerasa dia udah paling tahu yang terbaik buat anaknya, jebakan toxic parenting itu disitu," katanya.
Halimah pun memperdalam ilmunya dengan mengambil kursus singkat dari salah satu profesor di Yale University.
Mulai Buat Konten di TikTok
Halimah pun mulai membuat TikTok dengan konten pertama yang diunggah pada Agustus 2021.
Saat itu, ia ingin membuat konten tips mengasuh anak sehari-hari bagi ibu.
"Aku bikin video TikTok itu kayak ngerasa ekspektasiku rendah banget. Followers puluhan ribu enggak kebayang," ujar Halimah.
Baca Juga: Mengenal Wise Parenting, Pola Asuh Anak yang Bijaksana dan Efektif
Setelah mengunggah beberapa konten, pengikut Halimah pun meningkat jadi 50 ribu dalam seminggu.
Saat melihat rentang umur audiens, Halimah terkejut bahwa audiensnya justru berusia 18-24 tahun.
Bahkan jika ditilik kembali, audiens Halimah adalah anak-anak remaja.
"Dan makin ke sini meskipun yang aku kasih konten tentang mengasuh anak, yang antusias tuh yang 18-24 ini. Bahkan karena di TikTok ini cheating soal umur, ketika mereka reach out umurnya belasan,” ungkapnya.
Banyaknya audiens remajatak memiliki tempat untuk bercerita di rumah menurut Halimah.
"Jadi nggak papa platformku ini jadi tempat cerita. Akhirnya sekarang hampir 600 ribu," kata Halimah.
Halimah sendiri justru mendapat resistensi dari target audiens utamanya, ibu-ibu.
Akhirnya, Halimah ingin memutus rantai toxic parenting yang terjadi secara berulang pada generasi muda.
"Karena resistensinya terlalu besar, aku bisa berbicara kepada audiens yang lebih muda yang suatu saat akan menjadi orang tua juga. Kita break the cyclenya dari sini aja," tandasnya.
(*)
Baca Juga: Generasi Home Service, Kenali 4 Penyebab Anak Selalu Minta Dilayani