Parapuan.co - Body shaming merupakan suatu tindakan atau praktik mempermalukan seseorang berdasarkan tipe tubuh dengan membuat pernyataan kritis maupun mengejek.
Dalam arti lain, body shaming adalah bentuk intimidasi yang menargetkan penampilan fisik seseorang, padahal kondisi ini bisa berdampak pada kesehatan mental korbannya.
Usut punya usut ternyata pelaku body shaming biasanya dilakukan oleh orang terdekat korban.
Hal ini dibuktikan dalam riset body positivity oleh Tim Riset PARAPUAN terhadap 771 perempuan pada periode Maret 2022.
Hasilnya menunjukkan bahwa 52,4 persen responden mengakui pernah mengalami body shaming dan berpengaruh pada cara mereka menilai tubuh.
Di mana 38,7 persen responden menjawab body shaming datang dari teman dan 24,8 persen dari keluarga.
Tentunya tindakan body shaming ini sebaiknya dihentikan karena dapat berdampak pada kesehatan mental.
Mengutip dari Health Shots, berikut ini dampak gangguan kesehatan mental akibat seseorang mengalami body shaming, catat ya!
1. Depresi
Baca Juga: Psikolog Ungkap Pentingnya Terapi Sensori Integrasi pada Anak dengan Autisme
Kekhawatiran kesehatan mental yang paling umum saat ini adalah depresi dan body shaming adalah salah satu penyebab utama gangguan ini.
Terlebih lagi depresi ini lebih berisiko dialami oleh generasi muda.
Pasalnya, body shaming menghasilkan citra tubuh negatif yang menyebabkan seseorang mulai membenci tubuhnya sendiri.
Body shaming memprovokasi para korban untuk melukai diri mereka sendiri, sehingga menimbulkan pikiran negatif bahkan juga untuk bunuh diri.
2. Gangguan makan
Bukan hanya depresi, korban body shaming juga dapat mengalami gangguan makan.
Sebab, pelaku yang mempermalukan korban karena berat badan itu meningkatkan risiko gangguan makan seperti bulimia dan anoreksia.
Dalam arti lain body shaming adalah hambatan psikologis utama dalam menjaga berat badan yang sehat.
Baca Juga: Dampak Citra Tubuh Negatif dari Medsos, dari Gangguan Makan hingga Kecemasan
Misalnya saja orang gemuk yang mengalami body shaming cenderung menemukan kenyamanan dalam binge-eating.
Alhasil kondisi inilah yang mengakibatkan penambahan berat badan lebih lanjut.
Sementara individu kurus yang dapat body shaming karena kurus mungkin mengalami kurang nafsu makan yang menyebabkan lebih banyak penurunan berat badan.
3. Kecemasan dan kurang percaya diri
Korban yang mengalami body shaming untuk waktu yang lama mengembangkan rasa mengasihani diri sendiri, situasi ini menyebabkan kurangnya kepercayaan diri.
Korban merasa bahwa dirinya tidak layak, sehingga menarik diri dari lingkungan sosial atau isolasi total.
Jika tidak diobati tepat waktu, orang-orang ini mengembangkan masalah kecemasan yang serius dan bahkan mengalami serangan panik.
Hal ini juga dapat menghambat status sosial ekonomi mereka.
Kondisi ini dikarenakan korban tidak dapat bekerja dengan baik dalam karier mereka karena kecemasan dan keraguan diri yang terus-menerus.
Baca Juga: Self Love Ala Ariel Winter yang Pernah Alami Body Shaming selama 8 Tahun
Dari ulasan di atas, diketahui bahwa memang korban yang mengalami body shaming ini bisa mengalami masalah mental.
Belajar dari kasus tersebut, alangkah baiknya jika sebagai manusia itu harus menghormati satu sama lain dan jangan menimbulkan obrolan negatif terhadap orang lain.
Sebagai orang terdekat seperti keluarga dan teman, ada baiknya kita saling memberikan dukungan bukan justru melakukan body shaming.
(*)