Parapuan.co - Kawan Puan, investasi syariah kini mulai menjadi pilihan bagi masyarakat Indonesia, sayangnya tidak untuk anak muda.
Generasi milenial saat ini cenderung masih enggan dan ragu untuk berpindah ke investasi syariah.
Investasi syariah dinilai masih perlu dukungan karena ada beberapa mitos dan stigma keliru soal bentuk investasi ini.
Hal itu disampaikan langsung oleh Co Founder Ngerti Saham Frisca DC yang melihat bahwa investasi syariah dianggap rumit oleh para generasi muda.
Nah, bagi Kawan Puan yang masih ragu untuk berinvestasi syariah, berikut hal-hal yang harus diperhatikan menurut penyampaian Co Founder Ngerti Saham.
Investasi syariah terbuka untuk siapa saja
"Ada yang bilang, investasi syariah itu hanya untuk orang yang beragama Islam. Ini banyak yang salah kaprah ya," kata Frisca, dikutip dari Kompas.com.
"Instrumen investasi syariah itu tidak membicarakan soal agama, tidak membicarakan ibadah karena kan tidak disuruh syahadat segala macam," lanjutnya.
Frisca memastikan bahwa instrumen investasi ini terbuka untuk seluruh masyarakat Indonesia dari berbagai latar belakang agama.
Baca Juga: 4 Langkah Menjadi Investor Syariah yang Kawan puan Wajib Tahu!
Investasi syariah pendapatannya kecil
Frisca juga menyoroti anggapan masyarakat soal investasi syariah yang dinilai return-nya atau pendapatannya kecil.
Menurut Frisca, anggapan tersebut adalah mitos yang salah dan harus diluruskan untuk para generasi muda.
"Kalau nanti kita mengulik beberapa instrumen di pasar modal syariah dan saham itu tidak kecil juga," ungkapnya.
"Tetap ada instrumen-instrumen yang bisa memberikan return besar, tetapi juga mengikuti risikonya," katanya lebih lanjut.
Frisca mengatakan bahwa tujuan dari investasi syariah ini tidak melulu untuk mendapatkan keuntungan, melainkan juga menjadi berkah.
Produk investasi syariah
Frisca menjelaskan bahwa ada anak muda bisa memulai dengan pengenalan jenis produk investasi syariah.
Instrumen investasi ini memiliki produk antara lain, saham syariah, reksadana syariah, sukuk, dan ada juga exchange traded fund (ETF).
Baca Juga: Selain Aman, Ini Alasan Investasi Syariah Cocok untuk Tabungan Masa Depan
Menurut keterangan Frisca, pasar modal syariah ada di bawah pengawasan Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia (DSN -MUI).
"Pasar modal syariah sendiri baru booming 3 sampai 4 tahun ini," kata Frisca.
"Dulu waktu saya pertama masuk ke investasi saham syariah, jumlah investor pasar modal syariah pada tahun 2010 itu masih 400 atau 500-an," imbuhnya.
"Sementara, sekarang sudah di atas angka 90.000 investor saham syariah di Indonesia," katanya lebih lanjut.
Kawan Puan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat indeks literasi keuangan syariah saat ini baru 8,93 persen.
Angka tersebut ternyata tertinggal jauh dari literasi konvensional sebesar 37,72 persen.
Mayoritas penduduk Indonesia yang merupakan umat muslim tentunya menjadi potensi baik untuk mengembangkan literasi investasi syariah.
OJK pun secara rutin mengadakan program edukasi untuk meningkatkan literasi keuangan syariah.
Edukasi tersebut dengan proporsi minimal 30 persen dibandingkan edukasi terkait produk konvensional.
Baca Juga: Definisi Investasi Syariah dan 3 Jenis Produk yang Halal, Apa Saja?
(*)