Parapuan.co - Keguguran atau janin lahir mati selama kehamilan tentu menjadi peristiwa yang menyakitkan bagi calon ibu.
Keguguran terjadi ketika kehamilan berakhir sebelum waktunya dalam beberapa minggu atau bulan pertama.
Pada kebanyakan situasi, keguguran tidak dapat dihindari karena berbagai penyebab medis yang menyertai.
Namun, ternyata masih banyak mitos seputar keguguran yang membuat calon ibu was-was saat hamil.
Melansir Pinkvilla, inilah mitos keguguran yang perlu diluruskan dan tidak boleh langsung dipercayai. Yuk, simak!
1. Keguguran karena stres
Stres adalah kondisi mental yang sedang berada dalam tekanan, di mana kortisol atau hormon stres meningkat.
Stresor atau pemicu stres sehari-hari seperti pertengkaran dengan suami, masalah di tempat kerja, atau tagihan tak terduga bukanlah penyebab keguguran.
Namun, stres jangka panjang yang berasal dari kondisi hidup yang buruk atau hubungan yang kasar, dapat mengganggu kesehatan dan meningkatkan peluang keguguran.
Baca Juga: Sambut Hari Peringatan Kehamilan dan Kehilangan Bayi, Ini 4 Tanda Keguguran yang Harus Disadari
2. Keguguran dapat dicegah
Peluang keguguran tidak meningkat karena berhubungan seks, berolahraga, atau konsumsi makanan yang salah.
Pada kebanyakan kasus, janin secara spontan akan menggugurkan kandungan karena kelainan genetik.
Jika janin memiliki kelainan kromosom, gaya hidup sehat akan membuat janinmu tetap sehat, tetapi tidak akan mencegah keguguran.
Sedangkan, merokok atau menggunakan obat-obatan rekreasional, dapat meningkatkan peluang untuk keguguran.
3. Keguguran karena kontrasepsi
Ada pun penelitian menunjukkan bahwa tidak ada peningkatan risiko keguguran atau cacat lahir yang signifikan karena kontrol kehamilan sebelumnya atau kontrasepsi.
Meski menggunakan kontrasepsi, ovulasi atau masa subur pada perempuan tidak akan tertunda dan tidak meningkatkan risiko keguguran.
Nah, itulah ketiga mitos keguguran yang perlu diluruskan dan jangan langsung dipercayai ya, Kawan Puan.
Baca Juga: Jaga Kesehatan Seksual dan Reproduksi Perempuan Usai Keguguran, Kapan Aman Berhubungan?