Parapuan.co - Sendiri di wilayah orang lain kerap memengaruhi kondisi keuangan anak rantau.
Terdapat berbagai hal yang harus diterapkan agar anak rantau sukses mengatur keuangan.
Namun, terkadang ada beberapa kesalahan maupun kebiasaan yang tak dapat dihindari anak rantau sehingga keuangan menjadi berantakan.
Kesalahan yang dilakukan anak rantau bermula dengan niat kecil dan ketidaksengajaan, namun berakhir kebiasaan dan sulit untuk mengubahnya.
Lantas, apa saja kesalahan yang kerap terjadi dan harus dihindari? Ini penjelasannya seperti melansir dari Finansialku.
1. Ikut-Ikutan Gaya Hidup
Terkadang, adaptasi dengan lingkungan sekitar tak jarang dilakukan oleh perantau agar bisa diterima di lingkungan sekitar.
Dikarenakan tuntutan itu, para perantau sering sekali “ikut-ikutan” agar bisa diterima masyarakat di wilayah tersebut.
Mengikuti gaya hidup di wilayah yang ditempati para perantau terkadang membuat keuangan tidak teratur, dan terlebih lagi kebiasaan-kebiasaan yang diikuti memengaruhi keuangan para perantau.
Baca Juga: Ini 6 Tips Mengatur Keuangan buat Kawan Puan yang Jadi Anak Rantau
Contohnya, ketika harus bekerja atau bertemu klien di kafe yang membuat dirinya menjadi lebih boros.
Terlebih lagi bekerja di kafe bukan hanya sekedar “gaya” tapi menjadi kebutuhan.
Seringnya kebiasaan ini membuat kamu menjadi impulsif untuk jajan dan membuat keuangan menjadi tidak teratur.
2. Mengambil Utang untuk Gaya Hidup
Salah satu hal yang sering dialami para perantau adalah impulsif mengambil utang yang sifatnya konsumtif, seperti kartu kredit, yang tujuannya hanya untuk memenuhi gaya hidup saja.
Mengambil utang konsumtif hanya membuat utang menumpuk dalam waktu yang singkat dengan tingkat suku bunga yang tinggi.
Tentunya, ini akan mempersulit kamu di kemudian hari untuk membayarnya.
Namun jika dikumpulkan akan menjadi banyak dan menjebak para perantau untuk menghabiskan penghasilannya, dengan kebiasaan-kebiasaan konsumtifnya.
Baca Juga: Anak Rantau Wajib Tahu! Ini 4 Tips Makan Kenyang tapi Tetap Hemat
3. Gaya Hidup YOLO
Gaya hidup YOLO (You Only Live Once) tak jarang disukai oleh para perantau dan milenial.
Banyak kesempatan untuk para perantau merasa hidup hanya sekali dan membuat perantau merasa tidak salah jika rasanya menikmati hidup tanpa harus mengatur keuangan di wilayah yang sedang ditempati.
Menghambur-hamburkan tidak ingin menabung dan berinvestasi seolah hal yang dilakukan orang-orang yang memilih YOLO.
Mereka enggan diatur dan ingin sebebas mungkin untuk memilih hidup yang santai untuk dinikmati tanpa ada rasa bertanggung jawab untuk mengatur keuangannya.
Akibatnya, keuangan bisa jadi berantakan, Kawan Puan.
Beberapa hal diatas pada akhirnya menjadi pilihan apakah kita ingin melakukan kesalahan-kesalahan yang dialami para perantau sebelumnya atau memilih jalan yang rapi dalam keuangan.
Untuk itu, Kawan Puan harap memilih dengan bijak agar keuangan bisa teratur.
(*)