Salah satu contoh labeling ini dapat berupa panggilan berdasarkan sebutan fisik.
"Hal itu akan memberi label pada fisik anak yang membuatnya tidak nyaman. Sehingga ketika terkena paparan (labeling dari keluarga) itu bisa tertanam.
Inilah alasan mengapa keluarga perlu menghindari untuk melabeli anak berdasarkan kondisi fisik mereka.
2. Pengaruh lingkungan sosial
Alasan lain mengapa Kawan Puan kerap mengkritik diri sendiri adalah adanya pengaruh lingkungan sosial.
"Omongan dari lingkungan sosial (labeling) akhirnya akan menyebabkan self talk negatif," tambah Dina.
Ketika seseorang melakukan self talk negatif, maka ia akan cenderung memiliki value atau nilai diri yang rendah, Kawan Puan.
Lebih lanjut, Dina mengatakan bahwa hal ini membuat pikiran menjadi toksik.
Baca Juga: Simak, Ini 3 Alasan Pentingnya Menumbuhkan Kesadaran Body Positivity!
Pada akhirnya, labeling yang diberikan dari lingkungan sosial membuat kamu tidak bisa menghargai diri sendiri.
"Kita tidak bisa menghargai diri sendiri, melihat sisi jelek diri saja, dan mengkritisi tubuh secara terus-menerus," tutup Dina.
Jika dibiarkan, kamu tidak hanya mengkritisi diri sendiri saja melainkan juga kemampuan dan pencapaian.
Kawan Puan, itulah dua penyebab mengapa diri sendiri menjadi pengkritik paling besar soal penampilan fisik.
Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengurangi self talk negatif pada diri dan memutus rantai labeling fisik dalam keluarga. (*)