Parapuan.co- Menyambut hari peringatan Konferensi Asia Afrika (KAA) yang diperingati pada tanggal 18 April 2022, PARAPUAN ingin mengulik sosok diplomat perempuan yang mewakili Indonesia pada saat itu.
Diketahui pada saat itu, tidak banyak yang tahu jika Indonesia pernah memiliki seorang diplomat perempuan andalan di pemerintahan Presiden Soekarno.
Ia adalah Supeni Pudjobuntoro yang merupakan Duta Besar Keliling Republik Indonesia.
Profesi tersebut diketahui hanya ada pada jaman itu saja.
Supeni rajin keliling dunia membantu urusan luar negeri pemerintahan Soekarno.
"Dia menjadi perpanjangan mata, tangan, dan ucapan Bung Karno dalam kegiatan diplomasi. Dia lebih sering bertemu dengan kepala negara di dunia dibandingkan Soekarno sendiri," kata pecinta sejarah dan pekerja film, Iman Brotoseno mengutip Tribunnews.com.
Supeni merupakan perempuan yang bisa menjelaskan ide-idenya, pemikirannya tentang tatanan dunia baru, seperti gerakan non blok misalnya.
Dilansir dari akun Twitter Iman @imanbr pada Selasa (21/4/2015), ia mengatakan jika Soekarno memuji Supeni sebagai “diplomat terampil".
Tak hanya itu, Supeni juga dikenal sebagai seorang pendebat yang berani menentang Soekarno jika salah. Kemudian cuitan tersebut memicu percakapan mengenai sosok Supeni.
Baca juga: Besaran Gaji Profesi Diplomat Beserta Tunjangannya yang Menggiurkan
Lalu seperti apa Supeni yang namanya jarang didengar padahal ia adalah sosok yang cukup berjasa dalam urusan diplomatik Indonesia dahulu? Simak, ulasan selengkapnya!
Perjalanan karier Supeni
Melansir Tribunnews.com, perjalanan karier Supeni di dunia diplomasi dimulai saat diadakannya Konferensi Asia Afrika (KAA) di Bandung pada 1955.
Saat itu Supeni belum menjadi duta besar keliling, namun sudah mendapat tugas dari Perdana Menteri Ali Sastroamidjojo untuk melakukan lobi-lobi dan mencari dukungan dalam masalah Irian Barat.
Asep Kambali, Pemerhati sejarah dan pendiri Komunitas Historia mengatakan bahwa KAA menjadi langkah awal Supeni mulai dikenal dunia internasional.
Saat itu, Supeni melakukan negosiasi dan lobi dengan beberapa negara sekutu Amerika Serikat untuk mendukung Indonesia soal masalah Irian Barat.
Aksi Supeni, membuat negara seperti Filipina, Turki, dan Pakistan akhirnya berbalik mendukung Indonesia.
"Tentu tak lepas dari peran Ali Sastroamidjojo sehingga beliau bisa muncul sebagai perempuan Indonesia berkelas dunia," kata Asep.
Kemudian pada 1960, Supeni seharusnya sempat ditunjuk sebagai Duta Besar Amerika Serikat, namun ada kelompok yang tidak menyukainya.
Baca juga: Mengenal Madeleine Albright, Perempuan Tertua yang Masuk Forbes 50 Over 50
Hal itu membuat Supeni gagal untuk menduduki posisi tersebut.
Namun Soekarno tidak kehabisan akal. Ia kemudian mengangkat Supeni sebagai duta besar keliling.
"Saya rasa tak ada yang menandingi beliau saat itu. Banyak KTT Supeni menjadi jembatan pertemuan Bung Karno dengan tokoh-tokoh dunia," tambah Asep.
Kawan Puan, demikian tadi seluk beluk mengenai sosok Supeni yang memiliki peran besar dalam Konferensi Asia Afrika.
Wah, sungguh keren ya sosok Supeni ini! (*)