Parapuan.co - Kawan Puan, menerima tubuh sendiri apa adanya bukanlah hal yang mudah bagi perempuan, terlebih di era digital ini.
Perbandingan yang didasari oleh standar kecantikan masyarakat kerap kali membuat kepercayaan diri perempuan menurun.
Hal itu yang membuat banyak feminis dan aktivis perempuan menggaungkan pesan body positivity yang memiliki makna menerima dan cinta kepada tubuh sendiri.
PARAPUAN pun ikut melakukan riset kuantitatif dengan survei online terkait body positivity kepada 771 audiens perempuan KG Media.
Riset soal body positivity ini dilakukan untuk mengetahui persepsi positif serta negatif perempuan terhadap citra tubuhnya sendiri.
Dalam riset ini, PARAPUAN juga membahas soal alasan perempuan percaya dan tidak percaya diri dengan tubuh sendiri.
Kepercayaan diri ternyata bisa tumbuh dari berbagai faktor, baik internal yang berpusat pada diri sendiri maupun eksternal yang berpusat pada orang lain dan lingkungan.
Berdasarkan riset PARAPUAN, alasan terbesar perempuan percaya diri adalah menerima tubuh dengan rasa syukur dengan persentase 66,4% dari responden.
Alasan mayoritas lainnya dari rasa kepercayaan diri perempuan adalah menganggap setiap orang memiliki keunikannya sendiri dengan persentase 56,25%.
Baca Juga: Berdasar Hasil Riset, Ini Penyebab Perempuan Kerap Mengkritik Tubuhnya!
Alasan-alasan tersebut terbukti membuat responden merasa percaya diri dengan tubuhnya sendiri.
Ketika berbicara soal kepercayaan diri, kita tak bisa terlepas dari faktor-faktor yang membuat kita tidak percaya diri.
Menurut riset PARAPUAN, kebanyakan responden (34,5%) merasa faktor yang membuat mereka tak percaya diri adalah tidak merasa memenuhi standar kecantikan yang ada.
Alasan lainnya adalah respnden kerap kali membandingkan diri sendiri dengan orang lain (31,7%).
Dengan hasil tersebut, PARAPUAN menemukan bahwa hal yang membuat perempuan tidak percaya diri kebanyakan berasal dari faktor luar.
Standar kecantikan yang ada di masyarakat dan membandingkan diri dengan orang lain yang kemungkinan bisa berasal dari pengaruh media.
Kedua hal yang datang dari luar diri sendiri tersebut menjadi alasan terbesar perempuan merasa tidak percaya diri.
Rasa tidak percaya diri, terutama karena faktor eksternal, membuat banyak perempuan rela untuk mengikuti apa yang diminta oleh standar kecantikan sosial.
Terkadang, perempuan bahkan hingga rela melakukan hal-hal ekstrem kepada tubuhnya,
Baca Juga: Menurut Riset, Ini Pengaruh Media Sosial Terhadap Cara Perempuan Menilai Tubuhnya
Menurut riset PARAPUAN, untuk menutupi rasa tidak percaya diri mereka, responden mengaku setidaknya pernah melakukan diet ketat (24,3%).
Selain itu, responden juga pernah minum obat pelangsing (23,1%) untuk menurunkan berat badan.
Responden juga sering melakukan rebonding/smoothing (16,7%) untuk mengubah penampilannya.
Faktor seputar berat badan dan jenis rambut, khususnya bagi pemilik rambut bergelombang, terbukti sering membuat perempuan merasa "beda" dan tidak percaya diri.
Dilain sisi, solusi dalam bentuk tindakan yang sering dilakukan responden dalam membangkitkan kembali kepercayaan diri adalah memilih affirmasi positif pada diri sendiri (46,7%).
Sementara sebagian responden juga menjawab menjalankan pola hidup sehat dengan persentase 22,7%.
Hal ini menjadi perhatian karena kampanye soal body positivity tidak hanya menyasar soal penampilan namun juga diikuti rasa peduli pada kondisi kesehatan.
Rasa tidak percaya diri tentu saja dapat membuat perempuan tidak mampu tampil apa adanya.
Perempuan sering melakukan banyak hal untuk mengubah penampilannya sesuai standar kecantikan.
Sebagian besar responden tidak berani tampil apa adanya karena takut tidak mendapatkan kesempatan yang lebih luas, terutama dalam kariernya (41,6%).
Tak hanya itu, sebagian responden juga takut di-bully (34,6%) dan takut tidak diterima di lingkungan sekitar (27,6%).
Hasil riset tersebut sejalan dengan temuan sebelumnya yang menunjukkan bahwa faktor eksternal adalah alasan terbesar responden tidak percaya diri.
Kawan Puan, melihat hasil riset PARAPUAN ini, kepercayaan diri perempuan menjadi hal yang krusial dan penting untuk diperhatikan.
Pasalnya, rasa tidak percaya diri yang datang dari faktor eksternal dapat menyebabkan dampak pada kesehatan mental perempuan.
Penting untuk Kawan Puan ketahui bahwa standar kecantikan di masyarakat dibangun dari pandangan sistem patriarki yang masih dianut masyarakat global.
Mencintai diri sendiri merupakan tindak tegas yang dapat perempuan lakukan untuk mematahkan ekspektasi lingkungan patriarki terhadap tubuh perempuan.
Kawan Puan, ingat, kamu punya kendali penuh terhadap tubuh dan pikiranmu, termasuk membangun afirmasi positif terhadap tubuhmu.
Yuk, bersama-sama mulai menerima dan melimpahkan cinta kepada tubuh kita sendiri!
Baca Juga: Menurut Riset Diri Sendiri Menjadi Pengkritik Fisik Paling Besar, Mengapa?
(*)